Tahun Ini Miskin Mendadak, Boncos karena 5 Saham

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 November 2021 13:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun 2021, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbilang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2020 yang terkoreksi hingga lebih dari 5%.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut terpantau melesat 11,03% sepanjang tahun ini (year-to-date/YTD).

Bahkan bisa dibilang pada tahun ini merupakan tahun yang beruntung untuk IHSG. Pasalnya, indeks berhasil mencetak rekor tertinggi barunya sepanjang masa, yakni di level 6.754,46 yang berhasil diciptakan pada Senin (22/11/2021) pekan lalu.

Adapun level all time high (ATH) IHSG sebelumnya berada di level 6.689,29 yang tercipta pada 19 Februari 2018 silam.

Meskipun kinerja IHSG sepanjang tahun ini terbilang positif, tetapi ada beberapa saham yang mencatatkan koreksi harga cukup besar, bahkan ada yang mencapai lebih dari 70%.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ini tercatat 5 saham mengalami koreksi harga dari 38% hingga lebih dari 70%.

Berikut lima saham yang terkoreksi paling besar sepanjang tahun 2021.

Saham Terboncos Sepanjang Tahun 2021

Diposisi pertama terdapat saham emiten perhotelan yakni PT DMS Propertindo Tbk (KOTA). Sepanjang tahun ini, saham KOTA ambruk hingga 70,71% ke level harga saat ini yakni Rp 99/unit.

Sejak Februari lalu, pergerakan saham KOTA memang sudah menurun (downtrend) dan tak kunjung kembali menguat hingga level tertinggi pada Februari lalu, yakni di level Rp 830/unit.

Selanjutnya di posisi kedua terdapat saham emiten jasa transportasi pengangkutan yakni PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) yang ambles 52,03% sepanjang tahun ini.

Saham PURA sempat menyentuh harga Rp 146/unit pada Mei lalu. Namun sejak menyentuh level harga tersebut, saham PURA langsung ambruk dan hingga kini juga belum mampu menembus kembali level harga tertinggi sepanjang tahun ini. Adapun saat ini, harga saham PURA berada di level Rp 59/unit.

Selain itu, beberapa saham konstruksi BUMN Karya dan anak usahanya juga turut menjadi top losers sepanjang tahun ini. Beberapa saham kontruksi BUMN Karya memang cenderung masih belum pulih pada tahun ini, karena adanya potensi kewajiban yang meningkat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) yang masih berlangsung hingga kini.

Adapun saham BUMN Karya tersebut yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) beserta anak usahanya yakni PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Saham WSKT terpantau ambles hingga 43,75% sepanjang tahun ini. Pada Januari lalu, saham WSKT sempat menyentuh level harga Rp 1.920/unit dan menjadi level tertinggi sepanjang tahun 2021.

Namun setelah itu, saham WSKT ambruk dan belum dapat kembali menembus level tertingginya sepanjang tahun 2021. Kini, saham WSKT diperdagangkan di harga Rp 810/unit.

Selain induknya, salah satu anak usaha dari saham WSKT yakni saham WSBP juga menjadi saham yang paling boncos sepanjang tahun ini. Saham WSBP anjlok 50,73% sepanjang tahun ini. Level tertinggi WSBP sepanjang tahun ini berada di harga Rp 324/unit. Namun pada hari ini, harga WSBP sendiri berada di level Rp 135/unit.

Sedangkan di posisi terakhir atau ke-5, terdapat saham emiten pertambangan bijih besi yakni PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) yang ambruk 38,42% sepanjang tahun 2021.

Sebelumnya pada Januari lalu, saham ZINC sempat menyentuh level harga Rp 212/unit. Namun sejak menyentuh level tersebut, saham ZINC pun ambruk. Pada awal Mei lalu, saham ZINC kembali mencoba menembus kisaran level Rp 200/unit, tetapi gagal tembus dan hanya mencapai level Rp 191/unit. Kini, saham ZINC diperdagangkan di level Rp 117/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular