IHSG Ambles, Kapitalisasi Big Cap Susut kecuali Telkom

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 November 2021 11:52
Gedung Telkom
Foto: Gedung Telkom (Foto: ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri pada pekan lalu tercatat ambruk lebih dari 2%, menyusul sentimen mayor dari bursa global menyusul penemuan varian baru virus Covid-19 di Afrika yang diduga lebih mudah menular dan lebih tahan melawan antibodi.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (27/22/2021) ambles 2,06% ke level 6.561,553. Dalam hitungan sepekan, IHSG terhitung ambruk 2,36% dibandingkan dengan posisi penutupan pekan sebelumnya di level 6.720,263.

Koreksi mingguan itu berbalik dari reli sepekan sebelumnya yang sebesar 1,04%. Tekanan tersebut juga membuat IHSG longsor melewati dua level psikologis, dari 6.700 menjadi 6.500, dan menghapus seluruh reli yang dikumpulkan sepanjang November.

BEI menyebutkan total nilai perdagangan sepekan mencapai Rp 68,8 triliun, yang didapat dari transaksi 121,7 miliar saham sebanyak 6,9 juta kali. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 602,6 miliar.

Sementara itu dari sisi kapitalisasi pasar, BEI mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu kembali menurun menjadi Rp 3.253 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 3.321 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten26 Nov 2021No.Emiten19 Nov 2021No.Emiten12 Nov 2021
1.BCA/BBCA8881.BCA/BBCA9061.BCA/BBCA918
2.Bank BRI/BBRI6242.Bank BRI/BBRI6422.Bank BRI/BBRI633
3.Telkom/TLKM3973.Telkom/TLKM3863.Telkom/TLKM357
4.Bank Mandiri/BMRI3284.Bank Mandiri/BMRI3354.Bank Mandiri/BMRI328
5.Astra/ASII2395.Astra/ASII2525.Astra/ASII249
6.Bank Jago/ARTO2026.Bank Jago/ARTO2136.Bank Jago/ARTO213
7.Unilever/UNVR1807.Unilever/UNVR1787.Unilever/UNVR175
8.Chandra Asri/TPIA1518.Chandra Asri/TPIA1558.Chandra Asri/TPIA157
9.Bank BNI/BBNI1279.Bank BNI/BBNI1309.Bank BNI/BBNI127
10.Sampoerna/HMSP11710.Emtek/EMTK12410.Sampoerna/HMSP120

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (26/11/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas, 10 besar saham berkapitalisasi pasar (market cap) di atas Rp 100 triliun mengalami penurunan, bahkan penurunannya juga cukup signifikan. Hanya dua saham yang market cap-nya mengalami kenaikan.

Adapun saham yang mengalami kenaikan market cap yakni saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menguat sebesar Rp 11 triliun menjadi Rp 397 triliun dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang naik Rp 2 triliun menjadi Rp 180 triliun.

Sementara dari saham yang mengalami penurunan market cap, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling besar penurunannya, yakni sebesar Rp 18 triliun.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Mengawali pekan, IHSG menguat tipis hanya 3 poin pada Senin (22/11/2021). Kenaikan terjadi mengikuti tren positif di bursa global mengenai konfirmasi Jerome Powell untuk melanjutkan tugasnya memimpin bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).

Terpilihnya kembali Powell dinilai memberikan kepastian mengenai kelangsungan rencana kebijakan moneter AS, terutama komitmennya untuk mempertahankan kebijakan moneter longgar meski mulai mengurangi pembelian surat utang di pasar sekunder (tapering off) tahun ini.

Selanjutnya, IHSG bergerak volatil mengikuti arah perkembangan inflasi di AS dan kenaikan kasus Covid-19 di Eropa Barat, termasuk di Singapura.

Namun pada Jumat (26/11/2021) akhir pekan lalu, kekhawatiran mengenai temuan varian virus yang lebih mudah menular dan bisa mementahkan vaksinasi baru muncul memicu koreksi akbar di bursa dunia, termasuk Indonesia yang anjlok hingga 2% lebih.

Varian baru yang sebelumnya bernama B.1.1.529 dan kini bernama Omicron tersebut pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel). Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) menyatakan telah mengkonfirmasi 22 kasus positif, dengan lebih banyak kasus dikonfirmasi saat hasil tes keluar per Kamis (25/11/2021).

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebut varian baru virus corona B.1.1.529, yang kini bernama Omicron, sebagai varian yang mengkhawatirkan (Variant of concern/VOC).

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan," kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat lalu, dikutip dari CNBC International, dikutip Senin (29/11/2021).

"Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VOC lainnya."

Varian tersebut telah terdeteksi dalam jumlah kecil di Afrika Selatan. Namun, jumlah kasus Omicron tampak meningkat di hampir semua provinsi Afrika Selatan. Omicron juga telah ditemukan di Inggris, Israel, Belgia, Belanda, dan Hong Kong.

Tetapi pada Minggu (28/11/2021) kemarin, WHO memberikan keterangan bahwa mereka masih belum mengetahui jelas apakah infeksi varian Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan strain lain, termasuk Delta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular