
Perak Boleh Naik, Tapi 'Hantu' Suku Bunga Gentayangan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak menguat terdorong indeks dolar AS yang koreksi. Namun, tekanan dari kenaikan suku bunga masih ada.
Pada Kamis (25/11/2021) pukul 12:49 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 23,5848/ons, naik 0,24% dari posisi kemarin.
![]() |
Indeks dolar AS melemah 0,12% siang ini mendorong perak menguat pada perdagangan hari ini. Namun tekanan besar muncul setelah Federal Reserve (The Fed) merilis notula rapat kebijakan moneter edisi November pada Kamis (25/11) dini hari tadi.
Pasca rilis notula, sebanyak 80% pelaku pasar kini yakin The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022, lebih cepat dari prediksi sebelumnya di semester kedua 2022.
Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, dimana ada probabilitas sebesar 19,5% saja The Fed mempertahankan suku bunga di 0% - 0,25%. Sementara probabilitas menaikkan suku bunga lebih dari 80%, yang dibagi menjadi beberapa basis poin kenaikan.
Untuk kenaikan 25 basis poin (0,25%) menjadi 0,25% - 0,5% probabilitasnya paling tinggi, yakni sebesar 43,4%. Kemudian kenaikan 50 basis poin peluangnya sebesar 30%.
Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu,opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?