Isu Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Rupiah Sulit Bangkit

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 November 2021 12:35
ilustrasi uang
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tertahan di zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (25/11). Peluang rupiah untuk bangkit di paruh kedua perdagangan juga cukup berat, sebab dolar AS punya banyak "bekingan".

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.255/US$. Setelahnya rupiah melemah hingga 0,21% ke Rp 14.285/US$, yang menjadi level terlemah hari ini. Pada pukul 12:00, posisi rupiah membaik, berada di Rp 14.265/US$ atau melemah 0,07% di pasar spot.

Dolar AS sedang kuat-kuatnya terlihat dari indeksnya melesat 0,37% ke 96,844 yang merupakan level tertinggi sejak Juli 2020 pada perdagangan Rabu kemarin.

Rilis data ekonomi AS yang bagus Rabu kemarin, dimana belanja konsumen meningkat, klaim tunjangan pengangguran mingguan yang berada di level terendah dalam lebih dari 50 tahun terakhir menunjukkan perekonomian AS terus pulih.

Selain itu inflasi inti berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) lagi-lagi naik tajam di bulan Oktober menjadi 4,1% year-on-year (YoY), tertinggi sejak Januari 1991. Kemudian ada lagi rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed menunjukkan banyak angota dewan yang siap menaikkan suku bunga jika inflasi terus tinggi.

Semua itu menjadi "bekingan" bagi dolar AS untuk menguat. Pasca rilis serangkaian data dan notula tersebut, pelaku pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 80% The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022, lebih cepat dari sebelumnya semester II-2022.

Hal tersebut terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group, dimana ada probabilitas sebesar 19,5% saja The Fed mempertahankan suku bunga di 0% - 0,25%. Sementara probabilitas menaikkan suku bunga lebih dari 80%, yang dibagi menjadi beberapa basis poin kenaikan.

fedwatchFoto: CME Group

Untuk kenaikan 25 basis poin (0,25%) menjadi 0,25% - 0,5% probabilitasnya paling tinggi, yakni sebesar 43,4%. Kemudian kenaikan 50 basis poin pelauangnya sebesar 30%.
Meski demikian, patut dicatat jika probabilitas tersebut sangat volatil alias cepat berubah, dan sangat tergantung dari sinyal-sinyal yang diberikan The Fed.

Sulitnya rupiah menguat di sisa perdagangan hari ini juga terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang sedikit lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.259,50Rp14.268,5
1 BulanRp14.280,80Rp14.303,5
2 BulanRp14.347,00Rp14.338,5
3 BulanRp14.393,00Rp14.378,5
6 BulanRp14.536,00Rp14.533,5
9 BulanRp14.683,00Rp14.678,5
1 TahunRp14.824,50Rp14.833,5
2 TahunRp15.366,00Rp15.378,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular