Telkom Cetak Laba Rp 18,9 T, Garuda Digugat Lagi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Kamis, 25/11/2021 08:10 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi beli investor asing yang cukup massif mendorong laju bursa saham domestik melaju di zona hijau pada perdagangan Rabu kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,08% ke level 6.683,27 dengan nilai transaksi Rp 13,31 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 420,25 miliar.


Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Kamis ini (25/11/2021):

1.Ramai-ramai BUMN Rights Issue, Dari Waskita Hingga KRAS

Sebanyak empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue). Aksi korporasi tersebut akan mulai dilakukan jelang akhir tahun ini hingga 2022 mendatang.

Empat perusahaan pelat merah tersebut antara lain PT Waskita Karya Tbk. (WSKT), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN), dan PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS).
Langkah ini diambil perusahaan untuk memperkuat modal perusahaan dan memperbaiki struktur keuangan.

Penguatan permodalan dilakukan BNI untuk memenuhi rasio kecukupan modal (CAR). Sedangkan BTN melakukan upaya itu sebagai bagian untuk memperkuat modal guna meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menyalurkan kredit.

2.Mulai Ekspansi, Emisi Obligasi Korporasi 2022 Bisa Rp 135 T

Penerbitan surat utang korporasi di tahun depan diperkirakan akan mencapai kisaran Rp 125 triliun-Rp 135 triliun. Hal ini sejalan dengan mulai pulihnya perekonomian setelah dihadang krisis akibat pandemi Covid-19 dan perusahaan-perusahaan memulai kembali ekspansi bisnisnya.

Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra mengatakan di samping perekonomian yang mulai membaik, nilai obligasi yang akan jatuh tempo di tahun depan juga terbilang besar mencapai Rp 143 triliun.

"Tahun depan diharapkan bisa naik di kisaran Rp 125 triliun sampai dengan Rp 135 triliun. Yang jatuh tempo lumayan banyak yaitu Rp 143 triliun. Ada kemungkinan di refinancing dengan obligasi baru. Dan mudah-mudahan ekonomi membaik sehingga emiten melakukan ekspansi," kata Salyadi kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/11/2021).

3.Kode Broker Dihapus, Begini Dampaknya ke Bisnis Sekuritas

Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan akan mulai menerapkan fitur baru sistem perdagangan di bursa pada 6 Desember 2021.

Menanggapi hal ini, Adrianus Bias Prasuryo, Head of Research Sucor Sekuritas mengatakan akan sulit menyebutkan apakah hal ini akan berdampak pada volume trading atau tidak. Namun, dia menyebutkan kalau pada masa awal sangat mungkin terjadi penurunan.

"Mungkin yang selama ini pakai bandarmologi harus melakuan adjusment, kalau yang biasa menggunakan bandarmologi hingga 10% makan terjadi penurunan hingga angka tersebut. Tapi, saya rasa itu hanya bersifat temporer," kata Adrianus dalam Acara InvesTime, Selasa (23/11/2021).

4.4 Direksi BRI Borong Saham BBRI

Sejumlah direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mengumumkan pembelian saham emiten pelat merah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) senilai total Rp 988,72 juta.

Berdasarkan keterangan yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi tersebut diketahui dilaksanakan pada harga Rp 4.410 per saham.

Adapun terkait tujuan transaksi, Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari "pelaksanaan hak atas program ESA (employee stock allocation) yang diperoleh saat masih berstatus pekerja perseroan."

Aestika juga menjelaskan bahwa empat direksi melaksanakan program pemberian sejumlah saham perusahaan kepada karyawan tersebut dengan membeli sejumlah total 224.200 saham dengan harga pelaksanaan Rp 4.410 per saham.

Transaksi pembelian tersebut dilakukan pada tanggal 2 November 2021, yang jika mengacu pada harga penutupan perdagangan di bursa, kala itu saham BBRI ditutup di level Rp 4.210 per saham.

Halaman 2>>


(sys/sys)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi

Pages