Bank Oke Dicaplok, Kenalkan Pemilik Barunya dari Korea

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
19 November 2021 08:10
Bank Oke
Foto: Bank Oke

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank mini (dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun) PT Bank Oke Indonesia (DNAR) sedang dalam proses melakukan rights issue sebanyak-banyaknya Rp 499,83 miliar.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan perusahaan, DNAR berencana menerbitkan saham baru sebanyak 2,53 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 197 per saham.

"APRO Financial Co Ltd selaku pemegang saham utama perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh HMETD untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) III," tulis prospektus perusahaan, dikutip Jumat (19/11/2021).

Sampai dengan 31 Oktober 2021, APRO menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 90,47% atas saham DNAR.

Terkait HMETD ini, perseroan sebelumnya sudah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Mei 2021 dengan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 September 2021.

Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Oktober 2021 di pasar reguler dan negosiasi dan pasar tunai 12 Oktober.

Dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha bank, yaitu dalam bentuk pemberian kredit.

Mengenai modal inti (tier 1), Bank Oke tercatat sudah memenuhi kewajiban aturan modal minimum Rp 2 triliun pada tahun ini oleh OJK. Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III 2021, modal inti Bank Oke mencapai Rp 2,38 triliun.

Siapa APRO Financial?

Mengacu situs perusahaan, APRO Financial adalah perusahaan pembiayaan dari Korea Selatan yang berfokus di sektor consumer loan. Perusahaan ini mengakuisisi ke PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) pada 25 Oktober 2018 dengan membeli 77,38% saham perusahaan. Kemudian, pada 8 Juli 2019 Bank Dinar melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Oke Indonesia (Bank Oke) yang juga dimiliki oleh APRO sebesar 99% (pada Mei 2017).

Asal tahu saja, sebelum berganti nama pada 2012, Bank Dinar bernama PT Liman International Bank yang didirikan pada tahun 1990.

Adapun Bank Oke Indonesia (sebelum bergabung dengan Bank Dinar) sebelumnya bernama Bank Andara. Bank Andara sendiri didirikan pada tahun 1980 dengan nama Maskapai Andil Indonesia Bank Pasar Seri Partha, sebelum berganti nama tiga kali, yakni pada 1997 menjadi PT Bank Sri Partha, pada April 2009 menjadi Bank Andara. Kemudian, namanya berganti lagi, seturut dengan pencaplokan 99% saham bank oleh APRO, pada Agustus 2017 menjadi Bank Oke Indonesia.

Dalam merger tersebut, Bank Oke merupakan Bank yang menggabungkan diri sedangkan Bank Dinar merupakan Bank yang menerima penggabungan alias surviving bank. Seturut dengan itu, pada 26 Agustus 2019 perseroan melakukan perubahan nama dari PT Bank Dinar Indonesia Tbk menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR).

Situs Bank Oke menjelaskan, APRO didirikan pada tahun 1999 sebagai A & O Financial dan diakuisisi oleh J & K Capital pada tahun 2004 dan menjadi APLO FC Group.

Kemudian berubah namanya menjadi A & P Financial pada tahun 2007. Setelah itu A & P Financial diperluas ke China dan Polandia dan selanjutnya menjadi APRO Financial Co. Ltd di 2014.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Oke Rights Issue Rp 500 M, APRO Korsel Siap Suntik Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular