Inflasi Tinggi, Kurs Poundsterling Batal ke Bawah Rp 19.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi negara yang menunjukkan inflasi yang tinggi dan terus naik, yakni Inggris. Inflasi tersebut kini tumbuh lebih lebih dua kali lipat dari target bank sentral Inggris (Bank of England/BoE). Alhasil, kurs poundsterling yang pada pekan lalu nyaris jeblok ke bawah Rp 19.000/GBP kini malah naik semakin menjauh.
Pada pukul 14:23 WIB, GBP 1 setara Rp 19.206,4, poundsterling menguat 0,6% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di waktu yang sama, poundsterling juga menguat 0,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke US$ 1,3456/GBP.
Biro Statistik Inggris siang ini melaporkan inflasi yang dilihat dari consumer price index (PCI) melesat 4,2% di bulan Oktober dari tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) dari bulan sebelumnya 3,1% YoY. Kenaikan tersebut bahkan lebih tinggi dari hasil polling Reuters yang memprediksi 3,9% YoY.
Inflasi Inggris di bulan Oktober menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir, tepatnya sejak November 2011.
Bank sentral Inggris menetapkan target inflasi sebesar 2%. Dengan inflasi yang jauh tinggi diatasnya, BoE diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan ini.
Pada Kamis (4/11) BoE secara mengejutkan mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 0,1%, padahal pasar memperkirakan akan dinaikkan menjadi 0,25%.
Sejak saat itu, poundsterling terus merosot melawan rupiah hingga menyentuh Rp 19.008/GBP pada Jumat (12/11) pekan lalu.
Dalam rapat kebijakan moneter di awal bulan ini, hanya 2 dari 9 orang anggota pembuat kebijakan moneter (MPC) yang memilih menaikkan suku bunga, sisanya memilih dipertahankan.
"Anggota komite menilai, berdasarkan data-data yang ada, khususnya tenaga kerja, secara garis besar sejalan dengan proyeksi laporan kebijakan moneter November, maka dalam beberapa bulan mendatang perlu untuk menaikkan suku bunga agar inflasi kembali ke target dan berkelanjutnya di 2%," tulis kesimpulan MPC dalam rapat kebijakan moneter Kamis (4/11)
Pernyataan MPC tersebut mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan Desember, yang dikatakan sikap yang sangat dovish, sehingga poundsterling terpuruk.
BoE memproyeksikan inflasi akan mencapai 5% di musim panas tahun depan, sebelum kembali turun menuju target 2%.
Kini dengan inflasi yang sudah di atas 4%, ada kemungkinan inflasi akan melebihi 5%, dan ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat kembali muncul.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Top Rupiah! Poundsterling 'Lengser' ke Bawah Rp 20.000
(pap/pap)