Utang Menggunung, Garuda Mau PHK Karyawan & Butuh Rp 7,5 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 November 2021 16:20
Kunjungan ke Depo LRT Jabodebek. (Dok: Bank Mandiri)
Foto: Garuda Indonesia Luncurkan Livery Pesawat

Dalam paparannya, Tiko mengungkapkan situasi terkini perihal pembicaraan dengan para lessor (perusahaan penyewa) pesawat untuk melakukan restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang 'menggunung'.

Dalam paparan Tiko bilang kalau aset Garuda mencapai US$ 6,93 miliar atau sekitar Rp 99 triliun (kurs Rp 14.200/US$), sementara liabilitas (kewajiban, termasuk utang) mencapai US$ 9,76 miliar atau setara Rp 140 triliun.

Dengan demikian ada ekuitas negatif US$ 2,8 miliar atau setara Rp 40 triliun. Dari jumlah kewajiban tersebut, utang dari sewa pesawat mendominasi mencapai US$ 9 miliar atau setara Rp 128 triliun.

"Kita sekarang sedang diskusi dengan kreditur apa yang kita sampaikan kemarin sudah saya paparkan... Kita sekarang sedang diskusi dengan lessor. Insya Allah mungkin dalam waktu dua bulan tiga bulan kita mungkin akan tahu respons mereka seperti apa," kata Tiko saat ditemui di Depo LRT Jabodebek, Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021).

"Tapi kami meyakini bahwa kreditur pun pasti punya kepentingan supaya Garuda ini tetap beroperasi karena kalau Garuda tidak beroperasi mereka akan total loss," lanjutnya.

Menurut dia, dari 32 lessor, mayoritas prospektif lantaran sebagian akan dipakai lagi pesawatnya seperti Boeing 737 atau Airbus A320.

"Memang yang agak repot itu Bombardier, 777, itu kita gak akan keluar negeri lagi kan jadi nggak banyak kita pakai gitu. Mungkin 70%-80%... Kita diskusi sudah hampir dua bulan sebenarnya. Tapi karena belum ada proses legalnya belum ada yang ini karena kan saling nunggu nih," kata Tiko.

"Makanya penting untuk ada proses yang tertata, supaya ada schedule, voting, kalau nggak nanti terlalu banyak moving platform," lanjutnya.
Khusus untuk dalam negeri, Tiko menyebut negosiasi berjalan baik. Misalnya dengan vendor-vendor, termasuk dengan Pertamina dan Angkasa Pura. Jadi memang yang masih perlu di ini lagi itu dua bulan ke depan lessor-lessor itu," ujar Tiko.

(miq/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular