
Kibarkan Bendera Putih! 5 Broker Asing Ini Hengkang dari RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bertambah lagi satu broker saham asing yang hengkang dari bursa RI. Kali ini, broker PT Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI), bagian dari Citibank Indonesia, akhirnya resmi menghentikan bisnisnya yang telah dibangun selama 11 tahun.
Penghentian bisnis Citigroup Sekuritas ini terjadi seiring dengan proses penjualan bisnis consumer banking Citi di Indonesia. Selain Indonesia, Citigroup juga memutuskan untuk keluar dari bisnis consumer banking di belasan negara lainnya, seperti Korea Selatan (Korsel).
Diwartakan sebelumnya oleh CNBC Indonesia, Rabu (11/10/2021), Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Citigroup Sekuritas Indonesia.
Dengan pencabutan SPAB tersebut, Citigroup Sekuritas Indonesia tidak lagi menjalankan bisnis perdagangan efek di tanah air.
Hal ini tertuang dalam pengumuman dengan nomor Peng-00045/BEI.ANG/11-2021 pada 10 November 2021 yang disampaikan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang dan Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo.
"Dengan ini diumumkan bahwa terhitung per tanggal 10 November 2021, Direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Citigroup Sekuritas Indonesia," tulis pengumuman tersebut, Rabu (10/11/2021).
Perusahaan sekuritas dengan kode broker CG ini sebelumnya teregistrasi sebagai Anggota Bursa pada 7 Juli 2010 dengan nomor 250.
BEI menyebut, PT Citigroup Sekuritas mengajukan permintaan untuk menghentikan aktivitas perdagangan efek (voluntary suspension).
Berdasarkan data BEI, Citigroup Sekuritas adalah perusahaan sekuritas yang sahamnya dimiliki 85% oleh Citibank Overseas Investment Corp USA, dan 15% dimiliki Gunawan Geniusahardja.
Perseroan tidak menjalankan transaksi efek sejak Oktober 2021. Adapun, nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) perseroan pada November 2021 mencapai Rp 293,36 miliar.
Sebelum broker asing di bawah payung Citigroup Amerika Serikat (AS) tersebut, sejak 2019 ada empat broker asing yang sudah terlebih dahulu hengkang dan mengurangi kegiatan bisnisnya di di Indonesia.
Kempat broker tersebut ialah PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia (asal Amerika Serikat/AS), (PT Merrill Lynch Sekuritas Indonesia (asal AS), PT Deutsche Sekuritas Indonesia (asal Jerman) dan PT Nomura Sekuritas Indonesia (asal Jepang). Dengan demikian, lima broker asing ini hengkang dari RI.
Berikut ini penjelasan singkat mengenai keempatĀ broker saham lainnya.
Morgan Stanley Sekuritas Indonesia
Morgan Stanley secara resmi sudah mengumumkan untuk menghentikan kegiatan perantara perdagangan efek (PPE) atau brokerage (broker saham) di Indonesia. Dalam keterangan yang disampaikan oleh manajemen MS, perusahaan ini akan tetap memfasilitasi perdagangan efek di Indonesia untuk kliennya, dengan bekerjasama dengan broker lokal.
"Morgan Stanley telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan perantara pedagang efek di Indonesia. Kami akan tetap memberikan akses ke pasar ekuitas Indonesia kepada klien-klien global kami melalui kerjasama dengan mitra-mitra broker lokal berkelayakan," tulis pernyataan tersebut kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/5/2021).
"Riset Morgan Stanley juga akan disediakan dari Singapura. PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia akan tetap melayani klien-klien bank investasi kami di Indonesia."
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga telah mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) milik PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia atau dulu bernama PT Morgan Stanley Asia Indonesia terhitung 30 Juni 2021.
SPAB milik Morgan Stanley Indonesia bernomor SPAB-250/JATS/BELANG/04-2012, tertanggal 23 April 2012 dan nomor registrasi 253. Morgan Stanley Indonesia selama ini beroperasi sebagai broker saham kode anggota bursa yakni MS.
BEI menyebutkan hengkangnya broker asing dari Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Morgan Stanley disebabkan karena semakin turunnya pembobotan saham-saham di negara Asean, termasuk Indonesia dalam pembobotan Indeks MSCI.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan pembobotan saham-saham di kawasan ini dalam MSCI mulai terdesak oleh saham-saham China, yang juga masih dikategorikan sebagai negara berkembang dalam indeks tersebut.
"Kenapa Morgan Stanley cabut sebaiknya ditanyakan ke mereka secara langsung. Tapi mungkin dengan semakin turunnya weightings Asean (termasuk Indonesia) di MSCI (terdesak China yg masih dianggap emerging countries)," kata Laksono.
Merrill Lynch Sekuritas Indonesia
Merrill Lynch resmi menutup bisnis aktivitas perantara pedagang efek atau broker di Indonesia pada 2019.
Menurut catatan CNBC Indonesia, per 11 Juli 2019, perusahaan yang memegang izin perantara perdagangan efek (brokerage) ini tidak lagi melakukan aktivitas jual beli saham.
MLSI merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan perusahaan keuangan kelas dunia BofA Securities atau sebelumnya bernama Bank of America Merrill Lynch. Sebelumnya Merrill Lynch merupakan salah satu investment bank besar yang ada di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS).
Namun krisis yang terjadi di AS pada 2008 membuat Merril Lynch goyah dan harus menerima kenyataan diakuisisi oleh Bank of Amerika (BoA) pada 1 Januari 2009.
Setelah diakuisisi, pada 2011 Bank of America Merrill Lynch mengintegrasikan divisi korporasi dan investment banking. Lalu pada February 2019, Bank of America Merrill Lynch mengumumkan rebranding divisi investment banking mereka menjadi BofA Securities.
Dalam laporan keuangan broker dengan kode ML ini disebutkan, sejak 1 Januari 2019 perusahaan induknya telah diakuisisi oleh Bank of America Corporation. MLSI melanjutkan usahanya sebagai anak usaha Bank of America.
Di Indonesia MLSI berdiri pada tahun 1994, dan mendapatkan persetujuan sebagai penjamin emisi efek dan perantara perdagangan efek dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 8 Januari 1996.
NEXT: Cek Broker Asing Lainnya