Simak! Bos Telkom Buka-bukaan IPO Mitratel, Salip Bukalapak?

Market - Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 November 2021 16:05
Ririek Adriansyah/Doc.Telkomsel Foto: Ririek Adriansyah/Doc.Telkomsel

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) hadir di DPR untuk menjelaskan perihal aksi korporasi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (10/11/2021).

Dalam penjelasannya, manajemen Telkom menyebutkan aksi korporasi pelepasan saham anak usaha menara ini akan memberikan dampak positif kepada perusahaan.

Rencana IPO juga akan memberikan permodalan yang kuat bagi anak usaha Telkom di bisnis menara ini untuk mengembangkan bisnis.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan perusahaan ini telah memulai proses IPO sejak tahun lalu, dengan persiapan dari sisi bisnis hingga perizinan kepada pemegang saham. Sedangkan izin dari kementerian baru didapatkan pada Agustus tahun ini.

"Status IPO mitra, latar belakangnya untuk meng-unlock Mitratel diharapkan berdampak positif pada valuasi Telkom dan tentunya kepada harga saham Telkom. Dan tentunya bagi investor sendiri ini akan memperkuat permodalan untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut baik organik maupun anorganik," kata Ririek dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (10/11/2021).

Dia menjelaskan, saat ini perusahaan tengah menantikan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa didapatkan pada 12 November 2021, sehingga perusahaan menargetkan akan melakukan penawaran umum pada 16-18 November mendatang.

"Kemudian 19 November akan ada alokasi final, terakhir proses ini akan ditutup secara resmi masuk kepada listing [tercatat] di bursa menggunakan kode saham MTEL. Ini kita harapkan dapat dilakukan 22 November tahun ini," tandasnya.

Dengan demikian, dia menyebutkan Mitratel akan resmi menjadi perusahaan publik yang sahamnya tercatat di BEI.

Harga IPO

Mantan bos Telkomsel ini mengungkapkan bahwa saham MTEL ditawarkan dengan harga Rp 775-Rp 975/saham dengan jumlah yang ditawarkan sebanyak-banyak 25.540.000.000 saham atau setara dengan 29,85%.

Namun Ririek enggan membeberkan harga penetapan IPO dengan para penjamin emisi. "Angka persisnya nantinya ini masih proses [harga IPO], ada literasi yang dilakukan menyesuaikan aturan yang ada, tapi 29,8% ini angka maksimum," imbuh dia.

"Total yang diharapkan adalah Rp 15 triliun sampai Rp 24 triliun dan ini semua akan masuk kepada Mitratel."

Hanya saja, CNBC Indonesia, sudah memberitakan berdasarkan sumber bahwa harga penawaran saham Mitratel telah ditetapkan di Rp 800/saham. Penetapan ini setelah dilakukan penawaran awal (book building) yang pada 26 Oktober-4 November 2021 lalu.

Dengan demikian, dengan melepas 25.540.000.000 saham atau sebanyak-banyaknya 29,85% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum, maka perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 20,43 triliun.

Jika Mitratel berhasil meraih dana IPO maksimal Rp 25 triliun di harga atas Rp 975, atau setidaknya meraih dana yang disebut Ririek Rp 24 triliun, maka akan mengalahkan dana IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang listing pada 6 Agustus lalu dengan raihan dana Rp 22 triliun, saat itu terbesar dalam sejarah pasar modal.

Perusahaan bekerjasama dengan PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO ini. Selain itu juga ada HSBC, JP Morgan, dan Morgan Stanley sebagai joint global coordinator.

Ririek menjelaskan, dana yang didapat perusahaan dari IPO ini akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) organik perusahaan untuk pembangunan menara telekomunikasi baru maupun anorganik dengan mengakuisisi, termasuk milik PT Telkomsel. Lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan.

"Mengingat proses ini sudah berjalan, seperti apa secara umum kita sampaikan hasilnya sejauh ini sangat positif," tandasnya.

Ekspansi

Ririek menjelaskan, target setelah meraih dana IPO, Mitratel akan melakukan ekspansi bisnis. Beberapa pengembangan usaha yang bisa dilakukan mulai dari masuk ke bisnis fiber optic, mendukung pengembangan 5G.

Di luar rencana menambah menara telekomunikasi, baik secara organik dan anorganik, bisnis fiber optic juga dinilai berpotensi untuk memberikan pertumbuhan baru baru anak usahanya ini.

"Juga akan masuk ke bisnis baru yang relevan dengan tower, seperti misalnya fiber optic atau juga akuisisi perusahaan yang memiliki layanan fiber optic," kata Ririek.

Selain itu, dalam rangka pengembangan 5G di Indonesia, tidak hanya dibutuhkan menara telekomunikasi baru di daerah yang belum mendapatkan akses telekomunikasi, namun juga perlu pembangunan pool baru untuk mendukung jaringan ini di wilayah yang sudah tak lagi dibangun menara.

Lainnya adalah pengembangan apps computing untuk mendukung jaringan 5G yang memiliki karakter distributif sehingga harus menjadi sedekat mungkin dengan pelanggannya.

"Juga akan mendukung perkembangan IT karena 5g karakternya distributif, jadi kemampuan komputingnya itu harus sedekat mungkin dengan pengguna akhir, pelanggan seluler. Sehingga Mitratel akan mempersiapkan apps computing di berbagai lokasi tower yang dimilikinya," terangnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bak Analis Saham di Bursa, DPR Soroti Valuasi IPO Mitratel!


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading