Tembaga Bangkit, Tapi Terancam Krisis Properti China!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 10/11/2021 14:25 WIB
Foto: Ilustrasi batu tembaga. (Dok: Detikcom/Dikhy Sasra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bangkit pada perdagangan siang hari ini di tengah kekhawatiran permintaan akibat krisis likuiditas di sektor properti di China.

Pada Selasa (10/11/2021) pukul 13:18 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.585,75/ton, turun 0,34% dibandingkan harga penutupan kemarin.


Sumber: Investing.com

Properti China dilanda serangkaian gagal bayar utang luar negeri, penurunan peringkat kredit, dan aksi jual di beberapa saham serta obligasi pengembang dalam beberapa pekan terakhir. Investor khawatir atas krisis likuiditas yang meluas di sektor properti China yang berpotensi mengurangi permintaan logam tembaga.

Kondisi ini mendapat perhatian The Fed  terutama tentang potensi kerusakan ekonomi dunia.

"Tekanan keuangan di China dapat membebani pasar keuangan global melalui penurunan sentimen risiko, (dan) menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi global," kata The Fed dalam laporan stabilitas keuangan.

Sebagai informasi, sektor properti menyumbang sebagian besar konsumsi tembaga dan China adalah konsumen tembaga terbesar di dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik