Kuartal III-2021

Mau Transformasi Digital, kok Laba Duo BGTG-BACA Anjlok?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
05 November 2021 15:55
Bank Capital (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Bank Capital (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di tengah berlangsungnya proses go digital (bank digital) yang dilakukan oleh bank mini, tercatat lima bank mini lain sudah mempublikasikan laporan keuangan per kuartal III (September) 2021.

Menurut data yang dihimpun dari laman resmi BEI, tiga dari lima emiten bank digital yang telah menerbitkan laporan keuangan teranyar tercatat membukukan kerugian bersih pada akhir September tahun ini.

Selain itu, ada bank yang malah membukukan pendapatan bunga bersih yang negatif sepanjang 9 bulan pertama tahun ini.

Tiga emiten yang mencatatkan kerugian adalah yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO)) dengan kerugian Rp 32,60 miliar, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) sebesar Rp 60,72 miliar dan PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) senilai Rp 601,70 miliar.

Sementara itu, Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) malah membukukan pendapatan bunga bersih yang negatif, yakni sebesar negatif Rp 379,09 miliar per kuartal III 2021.

Meski demikian Bank Capital mampu memperoleh laba bersih senilai Rp 20,95, akan tetapi angka tersebut turun drastis atau tertekan 65,35% dari periode akhir September tahun 2020 lalu yang laba bersihnya mencapai Rp 60,46 miliar.

Kinerja 5 Emiten Bank Digital Per 30 September 2021

Kode

Pend,Bunga Bersih

YoY(%)

Laba Bersih

YoY(%)

ARTO

Rp 317.55 M

640.27

(Rp 32.60 M)

N/A

BACA

(Rp 379.09 M)

N/A

Rp 20.95 M

-65.35

BANK*

Rp 27.60 M

12.30

(Rp 60.72 M)

N/A

BBHI

Rp 131.56 M

261.55

Rp 85.73 M

77.16

BKSW

Rp 254.26 M

25.98

(Rp 601.70 M)

-9.15

Sumber: BEI, *khusus BANK menggunakan total pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib

Per 30 September 2021, Bank Capital telah menyalurkan kredit Rp 4,54 triliun, turun dari posisi Desember 2020 Rp 6,38 triliun. Adapun jumlah simpanan dari nasabah tercatat sebesar Rp 19,19 triliun, lebih besar dari posisi akhir tahun lalu Rp 16,37 triliun.

Kemudian, pada 30 September 2021 rasio NPL (non performing loan, kredit bermasalah) bruto BACA nihil dan pada 31 Desember 2020 sebesar 0,00011%. Sementara, rasio NPL secara neto per akhir September 2021 juga nihil dan, dari rasio NPL neto 31 Desember tahun lalu 0,00010%.

Modal inti BACA juga masih berada di angka Rp 1,57 triliun yang mana masih lebih kecil dari persyaratan yang ditetapkan oleh OJK.

Untuk menanggulangi permasalahan ini perseroan telah berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Harga pelaksanaan sendiri masih belum ditetapkan.

Rencananya, dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.

Para pemegang saham yang telah menyatakan komitmen untuk melaksanakan rights issue ini baru dari PT Inigo Global Capital (14,71%) dan PT Delta Indo Swakarsa (13,9%). Sedangkan, KPD Simas Equity Fund yang menggenggam 11,06% saham BACA, belum menyatakan sikap.

Saat ini, pemegang saham publik masih menjadi yang terbesar di saham BACA, dengan kepemilikan 60,27%

Perlu dicatat dalam pelaksanaan rights issue kali ini, BACA menegaskan tidak ada pembeli siaga (standby buyer).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular