Cetak Biru Bank Digital, Bikin Saham Bank Mini Lari Kencang

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
02 November 2021 09:48
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank mini atau KBMI (kelompok bank modal inti) I kembali melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Selasa (2/11/2021).

Salah satu sentimen positif untuk bank mini, termasuk bank mini yang sedang berproses menjadi bank digital, adalah kabar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang pada akhir Oktober lalu meluncurkan cetak biru transformasi digital perbankan dalam upaya mempercepat transformasi digital pada industri perbankan nasional.

Berikut kenaikan saham-saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.24 WIB.

  1. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), saham +4,29%, ke Rp 146/saham

  2. Bank Bumi Arta (BNBA), +3,10%, ke Rp 1.665/saham

  3. BRI Agroniaga (AGRO), +2,44%, ke Rp 2.100/saham

  4. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +2,21%, ke Rp 139/saham

  5. Bank Amar Indonesia (AMAR), +2,11%, ke Rp 290/saham

  6. Bank Aladin Syariah (BANK), +1,63%, ke Rp 2.490/saham

  7. Allo Bank Indonesia (BBHI), +1,27%, ke Rp 5.975/saham

  8. Bank Ganesha (BGTG), +1,04%, ke Rp 195/saham

  9. Bank MNC Internasional (BABP), +0,90%, ke Rp 224/saham

  10. Bank Jago (ARTO), +0,83%, ke Rp 15.125/saham

  11. Bank Ina Perdana (BINA), +0,79%, ke Rp 3.820/saham

  12. Bank Capital Indonesia (BACA), +0,65%, ke Rp 310/saham

  13. Bank QNB Indonesia (BKSW), +0,54%, ke Rp 185/saham

  14. Bank Neo Commerce (BBYB), +0,35%, ke Rp 1.445/saham

Menurut data di atas, saham BCIC menjadi yang paling melesat, yakni 4,29% ke Rp 146/saham. Dalam sepekan saham BCIC anjlok 23,78%, sementara dalam sebulan ambles 32,21%.

Di bawah saham BCIC, ada saham BNBA yang mencuat 3,10% ke Rp 1.665/saham, melanjutkan kenaikan 2 hari sebelumnya. Dalam sepekan saham ini naik 1,54% dan dalam sebulan melejit 29,92%.

Kabar teranyar BNBA berencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue pertamanya.

Berdasarkan prospektus awal tertanggal 16 September, manajemen BNBA menyatakan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 750.000.000 saham atau 32,47% dari modal disetor perseroan pada saat pengumuman RUPSLB yang dilakukan.

Aksi korporasi tersebut sudah mendapatkan persetujuan para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin (25/10) lalu.

Tujuan pelaksanaan PMHMETD I BNBA adalah untuk memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2021 yang diatur dalam POJK 12/2020, sehingga modal inti perseroan akan menjadi minimum sebesar Rp 2 triliun.

Sebagaimana diketahui, hingga akhir 2021, bank harus memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun dan tahun depan modal minimal Rp 3 triliun.

Ketiga, saham AGRO juga terapresiasi 2,44% ke Rp 2.100/saham. Dalam seminggu saham ini masih melemah 2,35% dan dalam sebulan naik 0,97%.

Kemudian, saham INPC naik 2,21% ke Rp 139/saham, setelah memerah selama 5 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham INPC turun 4,17% dan dalam sebulan melemah 2,82%.

Sebelumnya, OJK meluncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan sebagai arah dan acuan dalam upaya mempercepat transformasi digital pada industri perbankan nasional agar lebih memiliki daya tahan (resilience), berdaya saing, dan kontributif.

"Peluncuran Cetak Biru ini merupakan gambaran yang lebih konkret atas berbagai inisiatif dan komitmen OJK dalam mendorong akselerasi transformasi digital pada perbankan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana pada Grand Launching Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan di Jakarta, Selasa (26/10).

Cetak Biru ini berfokus pada lima elemen pengembangan digitalisasi perbankan.

Kelimanya yakni, pertama, data yang mencakup perlindungan data, transfer data, dan tata kelola data. Kedua, teknologi yang mencakup tata kelola teknologi informasi, arsitektur teknologi informasi, dan prinsip adopsi teknologi informasi.

Ketiga, manajemen risiko teknologi informasi yang mencakup pula keamanan siber bank umum dan alih daya (outsourcing).

Keempat, kolaborasi yang mencakup platform sharing, kerjasama bank dalam ekosistem digital.

Kelima, tatanan institusi yang mencakup dukungan pendanaan, kepemimpinan, desain organisasi, talenta sumber daya manusia, dan budaya.

"Kelima elemen tersebut merupakan langkah strategis untuk mendorong perbankan dalam menciptakan inovasi produk dan layanan keuangan yang dapat memenuhi ekspektasi konsumen dan berorientasi pada konsumen," kata Heru.

Sebelum meluncurkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan, komitmen OJK dalam mendorong transformasi digital perbankan sudah dituangkan dalam beberapa kebijakan.

Beberapa kebijakan antara lain Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2021-2025 (MPSJKI) Pilar 3 serta Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 (RP2I) Pilar 2 yang telah mengarahkan perbankan untuk melakukan akselerasi transformasi digital dengan tetap menerapkan tata kelola dan manajemen risiko teknologi informasi yang memadai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular