Manufaktur China Lesu, Harga Nikel Layu
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel melemah dibayangi aktifitas manufaktur dari China, negara konsumen nikel terbesar di dunia, yang melemah.
Pada Senin (1/11/2021) pukul 15:00 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 19.370/ton, turun 0,4% dibandingkan harga penutupan pekan kemarin.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur China sebesar 49,2 pada Oktober, turun dari 49,6 pada bulan September. Angka ini di bawah konsensus analis sebesar 49,7, mengacu data Biro Statistik Nasional (NBS) China.
Sub indeks PMI untuk produksi turun ke 48,4 di Oktober dari 49,5 di September. Sub indeks untuk pesanan baru atau permintaan juga turun menjadi 48,8.
"Sekitar sepertiga dari perusahaan yang disurvei mencatat permintaan yang tidak mencukupi sebagai kesulitan terbesar mereka, menunjukkan permintaan yang tidak memadai telah membatasi produksi mereka," kata Zhang Liqun, seorang analis di China Logistics Information Center.
Aktifitas manufaktur China yang lesu mengaburkan prospek permintaan komoditas industri seperti nikel. China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga aktivitas ekonomi China memiliki pengaruh terhadap laju harga logam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)