Makin Gila! Investor Berburu Cuan di Saham Bank Mini
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank mini atau KBMI (kelompok bank modal inti) I menguat ke zona hijau pada lanjutan sesi I perdagangan hari ini, Senin (1/11/2021), usai cenderung melemah sepanjang pekan lalu.
Berikut kenaikan sejumlah saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.21 WIB.
Bank Bumi Arta (BNBA), saham +6,57%, ke Rp 1.540/saham
Bank Ganesha (BGTG), +4,30%, ke Rp 194/saham
Bank Neo Commerce (BBYB), +2,13%, ke Rp 1.440/saham
Bank Bisnis Internasional (BBSI), +1,72%, ke Rp 5.900/saham
Bank Victoria International (BVIC), +1,48%, ke Rp 137/saham
Bank Capital Indonesia (BACA), +1,32%, ke Rp 308/saham
Bank QNB Indonesia (BKSW), +1,08%, ke Rp 187/saham
Bank Maspion Indonesia (BMAS), +0,35%, ke Rp 1.425/saham
Menurut data di atas, saham BNBA memimpin kenaikan dengan melesat 6,57% ke Rp 1.540/saham. Sebelumnya saham BNBA naik 1,76% pada Jumat pekan lalu setelah ambles selama 3 hari beruntun.
Kabar teranyar BNBA berencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue pertamanya.
Berdasarkan prospektus awal tertanggal 16 September, manajemen BNBA menyatakan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 750.000.000 saham atau 32,47% dari modal disetor perseroan pada saat pengumuman RUPSLB yang dilakukan.
Aksi korporasi tersebut sudah mendapatkan persetujuan para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Senin (25/10) lalu.
Tujuan pelaksanaan PMHMETD I BNBA adalah untuk memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2021 yang diatur dalam POJK 12/2020, sehingga modal inti perseroan akan menjadi minimum sebesar Rp 2 triliun.
Sebagaimana diketahui, hingga akhir 2021, bank harus memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun dan tahun depan modal minimal Rp 3 triliun.
Kedua, saham BGTG yang terkerek 4,30% ke Rp 194/saham. Dalam sepekan saham ini masih melemah 7,21% dan dalam sebulan turun 3,02%.
Ketiga, saham BBYB yang naik 2,13% ke Rp 1.440/saham. Dalam seminggu saham ini masih melorot 4,03%, tetapi naik 2,14% dalam sebulan.
Di bawah saham BBYB ada saham BBSI yang terapresiasi 1,72% ke Rp 5.900/saham. Dalam sepekan saham ini masih naik 1,72%, tetapi dalam sebulan turun 1,26%.
digital dan ketentuan pemenuhan modal inti oleh regulator.
Memang, tahun 2021 menjadi momentum yang menjanjikan bagi bank digital seiring dengan tren digitalisasi dan ramainya akuisisi sejumlah investor global untuk masuk ke bank digital.
Bukan hanya investor perbankan, investor korporasi non-bank, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk berinvestasi ke bank digital.
Tren ini pun sejalan dengan rencana dari regulator soal mengkonsolidasikan industri perbankan agar lebih kuat dari sisi permodalan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menetapkan ketentuan minimal modal inti yang termaktub dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan ini mewajibkan minimal modal inti bank umum Rp 1 triliun di 2020, Rp 2 triliun di 2021 dan Rp 3 triliun di 2022.
Dengan aturan ini, konsekuensinya banyak bank-bank kecil yang dijual dan dibeli oleh pemodal besar dan konglomerasi, termasuk lewat private placement dan rights issue (penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)