
IHSG Ambruk, Asing Lepas UNTR-ASII & Koleksi BBNI-INDY

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada perdagangan Kamis (28/10/2021), menyusul ambruknya bursa saham Asia pada hari ini dan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Rabu (27/10/2021).
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup ambles 1,18% ke level 6.524,076. Sepanjang hari ini, IHSG tak berhasil kembali ke zona penguatan. Bahkan, IHSG terpaksa turun ke level psikologisnya di 6.500 pada hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik tipis menjadi Rp 13,5 triliun. Hanya 152 saham yang menguat hingga akhir perdagangan hari ini. Sisanya 381 saham melemah dan 131 stagnan.
Amblesnya IHSG juga disebabkan oleh investor asing yang mulai melakukan penjualan bersih (net sell) hingga nyaris setengah triliun rupiah, atau lebih tepatnya sebesar Rp 468 miliar di pasar reguler.
Asing tercatat melepas tiga saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada hari ini, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Selain melepas tiga saham big cap, asing juga melepas saham anak usaha dari ASII yakni PT United Tractors Tbk (UNTR), saham emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Meskipun asing mulai melakukan aksi jual bersih, namun beberapa investor asing lainnya tercatat masih mengoleksi beberapa saham, di mana asing mengoleksi saham perbankan BUMN, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Selain itu, asing juga mengoleksi saham emiten batu bara PT Indika Energy Tbk (INDY), saham emiten gas negara PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan saham emiten properti PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Adapun saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
Dari Asia, bursa saham di kawasan tersebut terpantau ambruk, karena investor khawatir jika perekonomian di kawasan tersebut kembali melambat akibat dari krisis energi, kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di China, dan krisis likuiditas perusahaan properti China yang masih berlangsung.
Sekitar pukul 16:00 WIB, indeks Nikkei Jepang ambles 0,96%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,28%, Shanghai Composite China ambruk 1,23%, Straits Times Singapura merosot 0,61%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,53%.
Di China, sentimen negatif datang dari kembali diberlakukannya pembatasan wilayah (lockdown) dan sentimen gagal bayar perusahaan raksasa properti China mulai dari Evergrande hingga Modern Land.
Sementara di Jepang, bank sentral Negeri Sakura (Bank of Japan/BoJ) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah, yakni -0,1% pada hari ini.
Bursa Asia cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang secara mayoritas ditutup terkoreksi pada Rabu kemarin waktu AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 0,74% ke level 35.490,69, S&P 500 tertekan 0,51% ke 4.551,68. Namun untuk indeks Nasdaq Composite cenderung flat di level 15.235,84.
Pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam diprediksi akan melambat pada kuartal III-2021, karena pasokan barang belum terserap optimal, sementara harga komoditas energi menguat dan penyerapan tenaga kerja belum optimal.
Polling Dow Jones memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan sebesar 2,8% ketika petang hari nanti diumumkan oleh Departemen Perdagangan AS. Meski masih terhitung menguat, catatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) itu akan menjadi yang terlemah di era pemulihan pandemi.
Bahkan, ada kemungkinan ekonomi tak bertumbuh sama sekali pada kuartal kemarin, mengingat platform GDPNow milik bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Atlanta menurunkan estimasinya menjadi 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT
