
Lira-nya Erdogan Terlemah dalam Sejarah, Gegara 5 Faktor Ini!

Kembalinya Dolarisasi
Pergerakan lira Turki saat ini didominasi dari dalam negeri, sebab investor asing sudah lama mengurangi eksposurnya di negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini. Namun, warga maupun perusahaan di Turki punya rekam jejak dalam "membuang" lira yang merupakan mata uangnya sendiri, dan lebih memilih dolar AS.
Hal tersebut dilakukan akibat pelemahan kurs lira, yang justru membuatnya semakin terpuruk.
"Dolarisasi, kini mencapai 57% dari deposito perbankan Turki, naik dari bulan Agustus sebsar 50,4%. Hal tersebut masih akan terus meningkat sebagai akibat depresiasi lira, dan yang paling krusial adalah sektor konsumen ritel yang beralih ke deposito valuta asing," kata Phoenix Kalen, dari Societe Generale.
Utang
Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Turki saat ini masih di kisaran 60%, masih sejalan dengan negara berkembang lainnya. Tetapi Dennis Shen dari Scope Ratings menyoroti perubahan komposisi mata uang yang memberikan tekanan bagi lira.
![]() |
"Salah satu masalah utama pemerintah Turki adalah utang yang dulunya didominasi lira, tetapi kini berubah. Statistik terbaru menunjukkan nyaris 60% utang pemerintah didominasi oleh dolar AS dan euro," kata Shen.
Ketika nilai tukar dolar AS maupun euro terus menguat, maka beban utang pemerintah akan mengalami peningkatan.
Melonjaknya Harga Energi
Turki merupakan salah satu importir gas alam dan minyak mentah terbesar di Eropa. Dengan kenaikan tajam keduanya, maka biaya impor terus membengkak, yang tentunya membebani anggaran negara.
Selain itu, Gas alam yang digunakan untuk penghangat serta industri manufaktur kecil masih disubsidi. Sementara harga minyak mentah yang berdenominasi lira sudah melonjak 140% sepanjang tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]