Jokowi Minta BUMN Adaptasi Teknologi, Ini Strategi Bank BRI

Rahajeng KH, CNBC Indonesia
19 October 2021 15:06
BRI Mobile, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan transaksi e-channel dan e-banking yang signifikan akibat efek dari penyebaran virus Corona di Indonesia. Pada akhir Maret 2020, transaksi internet banking BRI diproyeksikan meningkat hingga 38% dibandingkan bulan Februari 2020. (Dok BRI)
Foto: BRI Mobile, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan transaksi e-channel dan e-banking yang signifikan akibat efek dari penyebaran virus Corona di Indonesia. Pada akhir Maret 2020, transaksi internet banking BRI diproyeksikan meningkat hingga 38% dibandingkan bulan Februari 2020. (Dok BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Transformasi digital pada industri keuangan menjadi hal yang tidak terhindarkan. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menegaskan BUMN harus beradaptasi pada teknologi dan pada model bisnis yang baru.

"Ada yang sudah masuk ke sana, sudah adaptasi. Saya lihat perbankan bank-banknya sudah mulai masuk kesana," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada para Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pekan lalu, Sabtu (16/10/2021).

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perkembangan digital menjadi hal yang tidak terelakkan, dan mendorong terjadi disrupsi.

Untuk itu dia meminta BUMN mulai mengadaptasi 5G, data center, serta pengembangan riset dan pengembangan di universitas.

"Kemudian peningkatan investasi untuk menjaga grey area yang terlalu sulit dikendalikan antara penugasan dan aksi korporasi. Untuk itu bisnis proses. menjadi kunci dan kalau bisnis proses baik maka akan semakin berkualitas," kata Erick.

Salah satu bank pelat merah yang telah melakukan transformasi digital yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Transformasi yang dilakukan perusahaan sejak 2016 telah tercermin dari kinerja perusahaan.

Direktur Utama BBRI Sunarso mengatakan, pada 2016 pihaknya sudah merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution 1.0. Program tersebut diuji coba pada 2017 dan telah dilaksanakan hingga tahun 2020.

Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture. Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model.

Contoh nyata efisiensi digitalisasi business process adalah dengan adanya BRISPOT atau aplikasi pemrosesan kredit melalui mobile yang digunakan oleh tenaga pemasar (Mantri) BRI.

"Dengan BRISPOT, proses booking kredit mikro (produktivitas) meningkat dari rata-rata Rp 2,5 triliun per bulan menjadi lebih dari Rp 4 triliun per bulan," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, proses kredit menjadi jauh lebih cepat, dari sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu menjadi rata-rata 2 hari, bahkan dapat lebih cepat.

Contoh keberhasilan new business model dari transformasi digital yang dilakukan oleh BRI adalah layanan perbankan melalui agen yang dinamakan Agen BRILink yang volume transaksinya telah menembus Rp 800 triliun pada tahun lalu.

"Tahun ini kami targetkan mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun," ungkap Sunarso belum lama ini.

Hingga akhir September 2021 tercatat BRI telah memiliki lebih dari 474 ribu AgenBRILink, dengan transaksi mencapai 656 juta transaksi atau tumbuh 28,2% dibandingkan tahun lalu.

Kemudian, volume transaksi mencapai Rp 824 triliun atau tumbuh 38,7% yoy (year on year). Sementara itu, untuk perolehan fee based income Agen BRILink tercatat mencapai Rp 967 miliar.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemimpin Transformatif, Jadi Kunci Tumbuh di Era Digital

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular