BCA & BRI Kokoh Dipuncak Big Cap, BNI Masuk Jajaran 10 Besar

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 October 2021 13:35
Bank BRI
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu terbilang lumayan positif, di mana IHSG berhasil melonjak ke level psikologisnya di 6.600.

Bahkan, IHSG nyaris menyentuh level all time high yang tercipta pada tahun 2018 lalu, yakni di level 6.689. IHSG pun berhasil menyentuh level psikologis 6.600 hanya dalam tiga hari saja tanpa ada hambatan apapun.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melonjak 2,34% secara point-to-point pada pekan lalu. Meski pada perdagangan Jumat (15/10/2021) lalu IHSG cenderung mulai melambat, namun IHSG tetap berhasil ditutup menguat 0,11% dan bertahan di level psikologis 6.600, yakni di level 6.633,34.

Nilai transaksi IHSG pada pekan lalu mencapai Rp 87,25 triliun. Investor asing tercatat masih melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 5,15 triliun di pasar reguler, sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 378 miliar. Sehingga jika ditotal, maka asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 4,77 triliun pada pekan ini.

Seiring melesatnya IHSG pada pekan lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu terpantau melonjak, yakni menjadi Rp 3.334 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 3.209 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten15 Okt 2021No.Emiten8 Okt 2021No.Emiten1 Okt 2021
1.BCA/BBCA9341.BCA/BBCA8901.BCA/BBCA825
2.Bank BRI/BBRI6482.Bank BRI/BBRI6242.Bank BRI/BBRI586
3.Telkom/TLKM3773.Telkom/TLKM3763.Telkom/TLKM363
4.Bank Mandiri/BMRI3304.Bank Mandiri/BMRI3194.Bank Mandiri/BMRI282
5.Astra/ASII2535.Astra/ASII2395.Astra/ASII221
6.Unilever/UNVR1996.Unilever/UNVR1826.Bank Jago/ARTO207
7.Bank Jago/ARTO1807.Bank Jago/ARTO1777.Chandra Asri/TPIA152
8.Chandra Asri/TPIA1558.Chandra Asri/TPIA1588.Unilever/UNVR147
9.Sampoerna/HMSP1339.Sampoerna/HMSP1309.Sampoerna/HMSP119
10.Bank BNI/BBNI12510.Bank BNI/BBNI11410.DCI/DCII109

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (15/10/2021)

Berdasarkan data di atas, hampir seluruh saham big cap mengalami penguatan, hanya satu saham yang mengalami pelemahan kapitalisasi pasar (market cap), yakni saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang turun menjadi Rp 155 triliun, turun sebesar Rp 3 triliun.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan saham big cap terjumbo pada akhir pekan lalu kembali mencetak rekor kenaikan, yakni melonjak sebesar Rp 44 triliun menjadi Rp 934 triliun.

Sedangkan market cap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga naik cukup signifikan sebesar Rp 24 triliun menjadi Rp 648 triliun pada akhir pekan lalu.

Adapun saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil bertengger di posisi ke-10, di mana market cap saham BBNI bertambah Rp 11 triliun menjadi Rp 125 triliun pada pekan lalu.

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

Pekan lalu, sentimen positif mendominasi pasar keuangan global, di mana pulihnya bursa saham Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pendorong bergeliatnya IHSG pada pekan lalu.

Pulihnya bursa saham AS pada pekan lalu ditopang oleh saham-saham sektor teknologi dan perbankan, menyusul hasil positif dari beberapa perusahaan yang telah merilis kinerja kuartal ketiganya pada tahun ini.

Di sisi lain, klaim angka pengangguran mingguan AS pada periode pekan yang berakhir 10 Oktober tersebut turun ke angka 293.000, jauh lebih baik dari estimasi sebesar 320.000.

IHSG juga masih berkinerja positif sepanjang pekan lalu berkat sentimen dari krisis energi yang hingga kini masih menerpa beberapa negara, terutama negara-negara maju.

Krisis energi, umumnya krisis listrik yang menerpa beberapa negara maju membuat negara-negara maju tersebut yang sebelumnya tidak bergantung kepada komoditas batu bara, kini mulai kembali melirik komoditas tersebut untuk mencegah krisis energi menjadi lebih parah.

Hal ini tentunya sangat diuntungkan oleh Indonesia yang dianggap sebagai eksportir batu bara terbesar di dunia, di mana dengan meningkatnya permintaan batu bara, maka harga batu bara itu sendiri akan mengalami kenaikan dan tentunya saham-saham batu bara di RI turut 'kecipratan' berkah dari melonjaknya harga batu bara.

Selain dari global, sentimen positif dari dalam negeri, yakni terus melandainya kasus virus corona (Covid-19) nasional juga menjadi katalis positif bagi IHSG pada pekan lalu.

Per Minggu (17/10/2021) kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 747 kasus baru Covid-19. Sehingga per Minggu kemarin, jumlah kasus aktif ada sebanyak 18.388 kasus.

Total kasus konfirmasi positif Covid-19 per Minggu kemarin mencapai 4.233.014. Sementara itu pasien yang sembuh dari Covid-19 bertambah 1.408, sehingga total kasus sembuh mencapai 4.070.807.

Dalam empat minggu terakhir, Indonesia telah resmi terbebas dari zona merah alias wilayah berisiko tinggi Covid-19. Berdasarkan peta zonasi risiko, tak ada zona merah yang tersisa.

Hal tersebut tak lepas dari perkembangan kasus Covid-19 di tanah air yang semakin terkendali. Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus per hari tak lebih dari 1.500 orang.

Masih dari dalam negeri, sentimen positif lainnya yang juga menjadi penopang melesatnya IHSG adalah data neraca perdagangan RI yang kembali mencatatkan surplus pada September 2021.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat pekan lalu melaporkan neraca perdagangan RI pada September 2021 tercatat surplus sebesar US$ US$ 4,37 miliar.

Surplus neraca dagang didorong oleh peningkatan ekspor yang mencapai 47,64% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu impor juga tercatat tumbuh 40,31% (yoy) di waktu yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular