Winter Is Coming, Cek 5 Fakta Krisis Energi Eropa

Feri Sandria, CNBC Indonesia
18 October 2021 15:55
Winter Weather-Supply Chain
Foto: AP/

Winter Is Coming

Di belahan bumi utara awal tahun 2021 diselingi oleh serangkaian peristiwa cuaca ekstrem yang sangat dingin. Sebagian besar wilayah AS dipengaruhi oleh pusaran kutub yang membawa salju, es, dan suhu beku ke selatan hingga negara bagian Texas, yang semestinya tidak merasakan musim dingin.

Jika musim dingin di belahan bumi utara kembali sangat parah, maka akan memberi tekanan tambahan pada sistem gas yang sudah berusaha berjuang mati-matian.

peningkatan permintaan selama musim dingin tidak hanya akan dibikin pusing oleh stok gas yang rendah, melainkan juga krisis rantai pasok global. Penyewaan kapal untuk mengangkut LNG di seluruh dunia telah dipengaruhi oleh kurangnya kapasitas pengiriman, membuat respons terhadap lonjakan permintaan menjadi sulit dan mahal.

"Tarif sewa kapal LNG spot harian telah melonjak di atas US$ 100.000 dalam tiga musim dingin terakhir di belahan bumi utara," kata IEA. "Dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas US$ 200.000 selama musim dingin yang tak terduga di Asia timur laut pada Januari 2021 - di tengah kekurangan kapasitas pengiriman fisik yang tersedia."

Transisi energi yang sangat kompleks

Pembakaran gas memang lebih bersih daripada minyak atau batu bara, dan telah digunakan secara luas sebagai pengganti kedua bahan bakar fosil tersebut dalam produksi listrik. Meskipun berperan dalam membantu dekarbonisasi pembangkit listrik, gas tetap menjadi salah satu sumber emisi gas rumah kaca (GRK).

Badan Energi Internasional (IEA) menggambarkan gas sebagai: "Sumber utama emisi yang perlu dikurangi - terutama di pasar yang jenuh di mana sebagian besar potensi pertumbuhan dan substitusi telah dimanfaatkan."

Gas alam sebagian besar terdiri dari metana, yang merupakan GRK yang kuat. Biro Energi AS mengatakan bahwa hampir sepertiga emisi metana disebabkan oleh "gas alam dan sistem perminyakan dan dari sumur minyak dan gas alam yang ditinggalkan."

Meskipun peningkatan keseluruhan permintaan global untuk gas antara tahun 2020 dan 2024 diperkirakan akan "cenderung pelan", akan tetapi nilai tersebut masih tetap terlalu tinggi untuk memenuhi tujuan kebijakan iklim, dikatakan IEA.

IEA memperkirakan peningkatan 9% dalam permintaan gas tahunan antara tahun 2020 dan 2024, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan permintaan yang perlu dipertahankan agar tetap sejalan dengan target emisi bebas karbon pada tahun 2070.

Dekarbonisasi sistem gas perlu menjadi prioritas untuk mencapai target net zero carbon pada tahun 2050, kata IEA, yang melibatkan penggunaan gas rendah karbon secara luas.

"Penyebaran ini harus didukung oleh kebijakan yang diberlakukan dalam jangka pendek hingga menengah untuk mempersiapkan transisi besar-besaran terhadap sistem dan industri gas. Dalam hal ini, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan keamanan baru dari tantangan pasokan yang mungkin muncul dalam transisi ini," ungkap IEA.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular