Cuan Gokil! 9 Saham Ini sudah Meroket Ribuan Persen

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
18 October 2021 08:25
Allo Bank
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Seperti disebutkan di paragraf sebelumnya, masuknya Anthoni Salim ke DCII turut membuat para investor ramai-ramai mengoleksi saham-saham teknologi pada pertengahan tahun ini, seperti saham TECH yang melonjak dari level Rp 4.500/saham pada awal Juli hingga sempat mencapai level tertinggi Rp 9.000/saham ada 24 Agustus 2021.

Kemudian, saham BBHI juga melonjak tajam selama setahun ini, yakni sebesar 4.254,17%, didorong oleh akuisisi perusahaan yang dilakukan Mega Corpora milik pengusaha Chairul Tanjung, yang dimulai sejak November tahun lalu.

Selain itu, sentimen lain pendorong kenaikan saham BBHI--seperti juga saham BANK dan bank mini lainnya (bank dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun--adalah soal narasi bank digital dan aturan pemenuhan modal inti oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Terbaru, BBHI menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPLSB) pada Jumat (15/10) pekan lalu untuk menyetujui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue dan peningkatan modal dasar perseroan.

Sebelumnya, manajemen BBHI menyatakan jumlah saham yang direncanakan untuk diterbitkan dalam penawaran umum terbatas (PUT) III atau rights issue ini adalah sebanyak-banyaknya 11.000.000.000 atau 11 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

"Jumlah ini setara dengan 94,15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan pada saat keterbukaan informasi ini, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus PMHMETD dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku," tulis manajemen BBHI.

PT Mega Corpora memiliki opsi untuk dapat mengalihkan sebagian atau seluruh dari HMETD yang menjadi haknya kepada investor tertentu

Seperti saham BBHI, saham BANK juga melambung tinggi 2.191,26% sejak melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada 1 Februari 2021.

Adapun sejumlah sentimen pendorongnya, mulai dari narasi bank digital dan konsolidasi perbankan bermodal mini seperti disebutkan di atas, isu masuknya induk Shopee Sea Group, hingga kolaborasi BANK dengan pengelola Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan perusahaan telemedicine Halodoc.

Di antara saham-saham di atas, saham PANI menjadi saham yang mengalami lonjakan tiba-tiba terbaru, yakni dalam 10 hari terakhir. Pada 20 September 2021, saham PANI masih di level Rp 300/saham, sebelum akhirnya melonjak tinggi sejak 8 Oktober 2021 dan membuatnya melesat hingga level tertinggi ke Rp 940/saham.

Kenaikan saham ini terjadi di tengah kabar perseroan dicaplok oleh PT Multi Artha Pratama (MAP), bagian dari 'raksasa' properti Tanah Air yakni Agung Sedayu Group, di mana MAP mencaplok PANI sebesar 80% atau sebanyak 328.000.000 saham.

MAP juga menyatakan telah menyampaikan dokumen pelaksanaan tender offer kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 12 Oktober 2021 dan diperkirakan jadwal waktu pelaksanaan tender offer adalah tanggal 11 November hingga 10 Desember 2021, berdasarkan pengumuman resmi perusahaan yang terbit di BEI.

Terkait rencana diversifikasi dan perubahan bidang usaha, pihak manajemen PANI menyampaikan bahwa PT MAP melalui perseroan berencana untuk melakukan investasi dan mengembangkan bisnis pada perusahaan real estat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular