
Investasi di 10 Saham Ini, Bak Menemukan Harta Karun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat melemah pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, berhasil kembali melaju kencang di kuartal keempat tahun ini, sebelum akhirnya saat ini secara fluktuatif 'jalan di tempat' akibat kehabisan gas dari koreksi harga batu bara dan ditemukannya varian omicron. Meski demikian, hingga penutupan perdagangan sesi I hari Jumar (21/8), IHSG tercatat masih mampu tumbuh 9,84% sejak awal tahun.
Pada kuartal terakhir tahun ini IHSG hanya mampu tercatat tumbuh 4,46%, kondisi ini lebih buruj dari tahun lalu, yang mana selama tiga bulan terakhir 2020 IHSG tercatat mampu menguat hingga 22,77%.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini IHSG kembali terkoreksi 0,42% ke posisi 6.567,21, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,66 triliun dan volume perdagangan mencapai 17,36 miliar saham.
Sementara itu kinerja indeks saham LQ45 sejak awal tahun tercatat masih terkoreksi 0,33, sementara untuk kuartal terakhir tahun ini, LQ45 mengalami apresiasi 4,15%.
Berikut adalah 10 saham dengan kenaikan terbesar sejak awal tahun 2021.
DCI Indonesia (DCII) +9.304%
Saham DCII, yang IPO pada 6 Januari 2021 di harga Rp 420/saham, telah 'meroket ke angkasa' ke posisi Rp 39.500/saham. Sebelumnya saham yang mampu mengantarkan tiga pendirinya ke jajaran orang terkaya di Indonesia ini sempat nyaris menyentuh level Rp 60.000 per saham
Kenaikan saham DCII memang terjadi sejak awal debut seiring ramai diborong investor pada awal tahun. Kemudian, saham DCII semakin 'menggila' setelah pemilik Grup Salim Anthoni Salim masuk ke saham tersebut awal Juni lalu.
Kinerja saham DCII juga didukung oleh rapor keuangan DCI yang baik. Perusahaan membukukan kenaikan pendapatan 81%, dan peningkatan laba bersih 57%, pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) dari 2017 hingga 2020.
Namun, hingga akhir September tahun ini, pendapatan tumbuh hanya 3,3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 606,95 miliar, dengan laba bersih naik 24,45% secara yoy menjadi Rp 172,34 miliar.