Analisis Teknikal

Semua Mata 'Pelototin' China, IHSG Bakal ke 6.700?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 18/10/2021 08:02 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterpa aksi profit taking Jumat lalu setelah mendekati rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466 yang dicapai pada 20 Februari 2018.

Sempat masuk ke zona merah, tetapi bursa kebanggaan Tanah Air ini akhirnya sukses menguat 0,11% ke 6.633,338.

Artinya, IHSG sukses membukukan penguatan 4 hari beruntun, dan makin dekat untuk memecahkan rekor tertinggi, dan berpeluang terjadi di awal pekan ini, Senin (18/10).


Aksi borong dilakukan investor asing pada pekan lalu, net buy tercatat sebesar Rp 5,15 triliun di pasar reguler.

Meski berpeluang memecahkan rekor di awal pekan ini, tetapi China akan mempengaruhi sentimen pasar cukup signifikan, bahkan tidak menutup kemungkinan sepanjang pekan. Sebabnya, Negeri Tiongkok akan merilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2021.

Data tersebut bisa memberikan gambaran bagaimana perekonomian dunia mengingat China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia.

Hasil survei Reuters memproyeksikan PDB China akan tumbuh 5,2% di kuartal III-2021, melambat dari kuartal sebelumnya 7,9%. Pelambatan yang cukup besar, apalagi jika di bawah prediksi, maka sentimen pelaku pasar berisiko memburuk. Sehingga patut waspada terjadi aksi profit taking yang berisiko membuat IHSG terkoreksi.

Secara teknikal, masih belum terbendung setelah menembus 6.500 yang sebelumnya menjadi tembok tebal.

Sepanjang tahun ini, IHSG sudah 3 kali menguji level tersebut, tetapi selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya. Baru pada Rabu (13/10) IHSG sukses mengakhiri perdagangan di atasnya yang membuatnya terus menanjak.

Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG mencatat penguatan tipis, sehingga belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan.

Indikator Stochastic pada grafik harian berada di wilayah jenuh beli (overbought), akibat kenaikan tajam belakangan ini.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara jika melihat grafik 1 jam, IHSG masih berada di dalam pola bullish Channel, sehingga ruang penguatan terbuka cukup lebar. Tetapi risiko koreksi juga cukup besar melihat indikator stochastic 1 jam yang berada di wilayah overbought.

Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

IHSG kini berada di  resisten 6.630 hingga 6.640 (level tertinggi 18 April 2019). Jika ditembus dan bertahan di atasnya, peluang IHSG memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa akan terbuka, bahkan mencapai level 6.700. 

Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.600. Support selanjutnya berada di kisaran 6.540.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Ramal Nasib Rupiah-Pasar SBN Saat Perang Memanas & Bunga Ditahan