Kecewa dengan Asuransi, Ini Masukan Wanda Hamidah

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 October 2021 14:35
Wanda Hamidah (Foto: Ismail/detikHOT)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekecewaan publik figur dan politisi Wanda Hamidah terhadap produk asuransi disampaikannya secara terang-terangan di media sosial, sejak Minggu (10/10/2021) lalu hingga saat ini.

Melalui akun Instagram pribadinya @wanda_hamidah, dia menjelaskan pada Rabu (13/10/2021) akhirnya bisa bertemu dengan pihak PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) untuk membahas mengenai masalahnya ini.

"Saya telah bertemu dengan Prudential, alhamdulillah apa yang menjadi keluhan dan kekecewaan saya sudah dicatat dengan baik dan pihak Prudential berjanji akan mereview ulang," kata Wanda dalam IGTV di akunnya, dikutip Kamis (14/10/2021).

Namun tak hanya menyampaikan kekecewaannya ini, Wanda juga mengatakan sebuah perusahaan asuransi harus memiliki manajemen krisis untuk menangani masalah yang dialami oleh nasabahnya.

"Intinya saya mengatakan, satu, sebaiknya setiap perusahaan asuransi memiliki crisis management. Jadi keluhan, komplain dari para klien ga cuma ditanggapi berdasarkan SOP saja, tapi cepat ditanggapi dengan personal, lebih ke heart to heart," terang dia.

Menurut dia, agen sebagai perwakilan perusahaan sehingga perusahaan harus bertanggungjawab terhadap product knowledge dari para agen. Sehingga agen seharusnya tidak hanya harus selalu dikejar target saja, namun juga harus mendengar kebutuhan klien, sehingga tidak hanya menjual produk namun memberikan produk sesuai dengan yang dibutuhkan oleh nasabah.

"Jadi agen ga cuma sekedar kejar target, closing, tanda tangan, lalu meninggalkan kliennya. Tapi juga mengawal kepentingan dan kemauan klien itu seperti apa, kebutuhan klien itu seperti apa," terang dia.

Selain itu, menurut dia sebaiknya agen juga jangan terlalu memberikan janji yang berlebihan kepada nasabah sehingga membuat ekspektasi nasabah menjadi sangat tinggi. Ada baiknya agen memberikan informasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya agar nasabah tidak kecewa.

Lalu, pentingnya peran agen juga harus memiliki simpati dan empati terhadap kondisi klien. Sehingga bisa memberikan masukan terhadap masalah yang dihadapi oleh nasabah.

Tak hanya kepada perusahaan dan agen, Wanda juga mengingatkan kepada nasabah untuk lebih teliti lagi terhadap polis asuransi yang dimilikinya. Sehingga tidak hanya mempercayai hal yang disampaikan agen dari polis yang dimilikinya, namun juga mereview sendiri polis tersebut.

Lainnya adalah dengan menjaga hubungan baik dengan agen atau jika sudah lost contact segera meminta bantuan kepada perusahaan agar mendapatkan agen baru.

Di sisi lain, perusahaan juga jangan menyalahkan agen karena masalah yang sama dirasakan oleh banyak orang, bukan dirinya sendiri.

"Berarti something wrong with that. Kok jutaan maksudnya ratusan ribu atau ribuan agen yang salah ini kok nggak menjadi perhatian perusahaan. Kan mestinya menjadi perhatian perusahaan. Mungkin ketika di-training hal-hal yang menjadi perhatian perusahaan ini harus di-review lagi kenapa banyak nasabah yang merasa dirugikan, pasti ada missing link antara perusahaan dan agen," papar dia.

Seperti diketahui, sebelumnya ini Wanda mengunggah keluhannya mengenai pengalaman mengecewakan sebagai nasabah Prudential Indonesia.

Dia bahkan menyebut dengan sangat terang dalam sebuah slide "Aku menyesal pakai asuransi Prudential".

Pada dasarnya keluhan yang disampaikannya karena pertanggungan yang diberikan oleh asuransi yang dipakainya ini tidak sesuai dengan ekspektasi semula. Padahal, dia sudah menggunakan asuransi ini sejak lama, bahkan tahun lalu dia meningkatkan kelas asuransinya dengan biaya polis yang lebih mahal per bulannya.

"Hampir 12 tahun kami menggunakan asuransi @id_prudential tidak pernah sekalipun kami pakai," tulis Wanda dalam akunnya yang diunggah pada Minggu (10/10/2021).

"Gue ngerasa di-scam! Ditipu abis-abisan.. Sedih dan sakit hati bercampur menjadi satu sama asuransi @id_prudential. Apa semua asuransi gini ? Manis pas ditawarinnya aja ya.. I feel like closing down all my insurance...," tandasnya.

Seorang agen asuransi berinisial RR menjelaskan terdapat dua kemungkinan dalam kondisi ini. Pertama, bisa jadi saat pengajuan untuk upgrade manfaat di tahun 2020, kondisi kaki tidak disebutkan oleh nasabah, sedangkan agen tidak bertanya rinci ketika akan melakukan upgrade. Hal ini oleh perusahaan asuransi akan dianggap sebagai penyembunyian data kesehatan.

Kemungkinan kedua adalah saat upgrade manfaat, kondisi kaki anak disebutkan, oleh perusahaan kondisi tersebut termasuk kondisi pre-existing condition, sehingga khusus untuk segala pengobatan terkait kaki dikenakan substandar atau pengecualian, tidak bisa dicover di manfaat baru, tetapi dicover di manfaat lama.

Sehingga ketika anaknya mau operasi, dari perkiraan biaya Rp 50 juta, perusahaan hanya membayarkan Rp 10 juta, sesuai dengan plafon operasi tipe 1 di kartu yang lama.

"Namun mungkin kondisi ini tidak dijelaskan oleh agennya, sehingga nasabah tidak mengetahui ada pengecualian ini, atau nasabah mungkin sudah diberitahu, tapi belum paham. Sebenarnya pengecualian tersebut, biasanya selalu diinformasikan melalui surat elektronik kepada nasabah dan agen saat pengajuan upgrade dilakukan," kata RR, Rabu ini.

Dia mengungkapkan, kondisi yang sama juga pernah terjadi dengan nasabahnya. Namun kondisi ini sudah diterima oleh nasabah meski terdapat kondisi penyakit yang dikecualikan oleh asuransi. Sedangkan terdapat risiko penyakit lainnya yang biayanya lebih besar dari penyakit yang diderita oleh nasabah itu dan dicover oleh asuransinya.

Namun, biasanya polis ini akan dapat di-review setelah dua tahun berjalan mengenai manfaat dan ketentuannya.

Perencana keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal Aulia Akbar mengungkapkan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak membeli produk asuransi kesehatan.

Pertama, nasabah perlu menyesuaikan dengan kondisi kesehatan saat ini dan kenali besaran manfaat asuransinya.

"Anggap saja, anda memiliki gaya hidup yang sehat dan terbilang jarang sakit, buatlah estimasi seputar peluang terburuknya adalah mengalami risiko rawat inap dua kali dalam setahun," kata Aulia, dikutip Kamis ini.

Perlu untuk memahami plafon manfaat asuransi kesehatan yang dimiliki, mulai dari biaya kamar, dokter, pembedahan, biaya aneka perawatan dan lain sebagainya. Setelah itu kalkulasikan dengan biaya rawat inap saat ini. Dengan begitu bisa diketahui perkiraan nilai limit tahunan asuransi yang dibutuhkan dalam setahun.

Kedua, pahami sistem asuransi di polis. Sebab setiap perusahaan asuransi kesehatan memiliki sistem atau ketentuan cara kerja yang berbeda-beda. Ketentuan tersebut umumnya tertulis dengan jelas dalam polis asuransi.

Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan para agen atau broker mengenai produk yang ingin dibeli.

Ketiga, cari tahu kredibilitas perusahaan asuransi. Dalam memilih asuransi kesehatan, penting sekali untuk mengetahui kredibilitas perusahaan asuransi terkait. Pasalnya, perusahaan inilah yang akan menanggung biaya berobat nantinya, sedangkan nasabah harus menyetorkan premi secara rutin.

Keempat, pilih asuransi kesehatan dengan rumah sakit rekanan luas. Pastikan rumah sakit rekanannya tersebar luas di wilayah domisili. Dengan begitu akan dapat lebih mudah untuk mengakses dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai perjanjian polis.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular