Agung Sedayu Resmi 'Listing' di Bursa Modal Rp54 M, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen wadah dari logam berupa kaleng kemas, PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) baru saja beralih kepemilikan yang mulanya dikendalikan para pendiri kini telah dilego kepada PT Multi Artha Pratama, bagian dari 'raksasa' properti Agung Sedayu Group.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan Direktur PANI, Prilli BP Soetantyo, transaksi penjualan saham tersebut dilaksanakan pada 7 Oktober 2021.
Ketiga pemegang saham pengendali dan beberapa penjual lainnya melepas sebanyak 328.000.000 saham perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 165 per saham, sehingga, total nilai transaksi penjualan saham tersebut sebanyak Rp 54,12 miliar.
Bisa dikatakan, Grup Agung Sedayu melakukan backdoor listing atas pengambilalihan perubahan pengendali atas PANI, mengingat jumlah yang dibeli mencapai 80% dari total saham beredar 410 juta saham.
Harga pembelian tersebut tercatat lebih murah dari harga perdagangan terendah dalam 2 bulan terakhir, tercatat sepanjang 6 Agustus hingga 6 Oktober 2021, - satu hari sebelum transaksi dilaksanakan - harga penutupan terendah saham PANI berada di level Rp 200/saham pada 19 Agustus dan harga penutupan tertinggi berada di level Rp 312/saham pada 21 September lalu.
Dengan demikian pembelian Agung Sedayu di harga 165 per saham berarti lebih murah 17,5% dari harga terendah dalam 2 bulan terakhir sebelum transaksi dilaksanakan.
Secara rinci, saham milik Hendra Hasan Kustarjo (pemilik Panca Global Securities) dijual sebanyak 110.000.000 saham, Fredyanto Oetomo sebanyak 100.000.000 saham, Prilli BP Soetantyo sebanyak 50.000.000 saham dan beberapa penjual lain sebanyak 68.000.000 saham.
"Tujuan transaksi untuk investasi dan pengembangan bisnis perseroan," kata Prilli, dalam keterbukaan informasi, Selasa (12/10/2021).
Bagaimana kinerja PANI?
Berdasarkan laporan keuangan tengah tahun, PANI berhasil mencatatkan laba bersih Rp 811,57 juta pada semeter pertama tahun ini, berbalik dari semula mengalami rugi Rp 10,87 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perbaikan kinerja laba perusahaan didorong oleh kinerja pendapatan perusahaan yang terdongkrak naik 57,10% yang mana nilainya mencapai Rp 124,17 miliar pada akhir Juni 2021. Pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan tercatat hanya mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 79,04 miliar.
Pendapatan terbesar perusahaan diperoleh dari pengolahan hasil perikanan yang nilainya mencapai Rp 117,85 miliar atau nyaris 95% dari total keseluruhan pendapatan perusahaan.
Adapun pelanggan terbesar PANI adalah Seacold Seafood Pte Ltd, perusahaan perdagangan makanan laut beku yang berbasis di Singapura dengan kontribusi terhadap pendapatan mencapai 92,58%.
Hingga akhir Juni 2021, aset perusahaan tercatat menyusut menjadi Rp 90,81 miliar dari semula Rp 98,19 miliar. Aset ini terdiri dari aset lancar sejumlah Rp 66,13 miliar yang mana kas dan setara kas tercatat sejumlah Rp 7,54 miliar, sedangkan aset tidak lancar adalah sebesar Rp 24,68 miliar.
Liabilitas perusahaan tercatat turun menjadi Rp 50,04 miliar dari semula Rp 58,22 miliar pada posisi akhir Desember tahun 2020 lalu. Alhasil ekuitas perusahaan naik tipis menjadi Rp 40,77 miliar dari sebelumnya Rp 39,96 miliar.
Merespons pengumuman akuisisi tersebut, pada perdagangan Selasa (12/10) ini, harga saham PANI terpantau menyentuh batas auto rejection atas atau naik 24,49% ke level Rp 605 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 248,05 miliar.
Situs resminya mencatat, PANI berbasis di Tangerang, Banten, bertempat di di jalan Arya Jaya Santika no 33 RT01/RW01 Pasir bolang, Tiga Raksa Tangerang - Banten. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akte pendirian 8 September 2000.
Aktifitas perusahaan adalah membuat kaleng blek yang mana digunakan sebagai kemasan lem atau minyak. Pembuatan kaleng ini dibuat berdasarkan order yang diterima.
Produk blek ini dikirimkan ke pelangga dalam kategori Small Medium Enterprise (SME). "Dikarenakan SME ini bukan perusahaan besar dan tentunya jumlah order mereka juga tidak besar, maka kebanyakan pabrik kaleng besar tidak mau mens-upply kepada mereka. Di sinilah role daripada PANI," tulis manajemen PANI dalam situsnya.
PANI resmi tercatat di BEI pada 18 September 2018 dengan harga perdana Rp 108/saham. Saat itu jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) adalah sebanyak 150 juta saham yang merupakan 36,59% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan.
Sementara itu Agung Sedayu adalah salah satu properti developer terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 1971. Namun belum diketahui apakah dengan masuknya grup ini akan mengubah bisnis utama dari PANI.
Situsnya mencatat sejumlah proyek di antaranya Ancol Mansion, District 8, Fatmawati City Center, Gold Coast Apartment & Office, dan Green Sedayu Apartment.
Lalu BGM PIK (Pantai Indah Kapuk), Ebony 2, Golf Island, Grand Cibubur Country, Grand Galaxy City, Green Puri, PIK2, Puri Mansion Residence hingga Sedayu City Kelapa Gading dan Senayan Golf Residence.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Agung Sedayu Jadi Pengendali, Awas...Saham PANI Meroket 102%
(fsd/fsd)