Simak 8 Informasi Penting Ini, Sebelum Cari Cuan dari Saham

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 October 2021 08:17
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik sempat menyentuh level psikologis 6.500 pada perdagangan di awal pekan ini, Senin (11/10/2021), namun akhirnya berbalik ke zona merah. Aksi beli investor asing belum cukup kuat mengangkat IHSG bertahan ke teritori positif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,34% ke level 6.459,69 poin sejalan dengan pelemahan indeks Wall Street. Namun, bila dilihat sejak awal tahun, IHSG sudah menguat sebesar 8,04%.

Data perdagangan menunjukkan, kemarin nilai transaksi mencapai Rp 16,14 triliun. Pelaku pasar asing melakukam pembelian bersih senilai Rp 903,73 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa (12/10/2021):

1.Nasabah Prudential 'Ngamuk', Giliran Wanda Hamidah 'Teriak'

Industri asuransi kembali dihebohkan dengan adanya pernyataan dari Wanda Hamidah, publik figur, model dan politikus, yang merasa di-scam oleh PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia).

Hal ini terjadi setelah asuransi yang dipakainya ini hanya memberikan pertanggungan dengan nilai kecil untuk rencana operasi anaknya. Dia secara spesifik menyebutkan bahwa jenis produk yang dipakainya adalah asuransi syariah.

Dalam akun Instagram pribadinya, @wanda_hamidah, mantan presenter ini mengunggah postingan dengan tulisan, "aku menyesal pakai asuransi Prudential."

Wanda menjelaskan mengenai rencana operasi lutut anaknya, setelah masalah ini dialaminya sejak 2019. Namun sayangnya asuransinya ini hanya bisa memberikan pertanggungan sebesar Rp 10 juta, dari total perkiraan biaya Rp 50 juta-Rp 60 juta. Padahal dia mengaku sudah menjadi nasabah sejak 2009 dan tidak pernah menggunakan asuransi ini sama sekali.

2.Indika & Lo Kheng Hong Cabut, Manajemen MBSS Serempak Resign

Manajemen emiten jasa logistik pelayaran dan pengangkutan batu bara, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) secara serempak mengundurkan diri (resign) dari perusahaan.

Berdasarkan surat yang disampaikan Sekretaris Perusahaan MBSS, Ratih Safitri, terdapat delapan orang yang mengundurkan diri dari perusahaan, tiga di antaranya menjabat sebagai direksi dan lima orang lainnya di jajaran komisaris perseroan.

Tiga direksi yang mengundurkan diri antara lain, Susana Germino selaku direktur utama, Burhan Sutanto dan Adhitya Nugroho sebelumnya menjabat direktur di perusahaan.

Lalu, lima jajaran komisaris MBSS yang mengundurkan diri ialah Nucahya Basuki Utama sebagai komisaris utama, Kamen K. Palatov dan Andrew Clarke sebelumnya menjabat komisaris. Sedangkan, Harry Wiguna dan Agoes R. Silaban juga mundur dari jabatan komisaris independen.

3.Patrick Walujo cs Caplok Tambang Australia Rp 1,6 T

Perusahaan tambang milik Grup Northstar yang dikendalikan Patrick Walujo dan Glenn Sugita, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), mengakuisisi bisnis pertambangan yang dimiliki Grup Downer asal Australia senilai US$ 110 juta atau sekitar Rp 1,56 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$.

Downer EDI Ltd menjual bisnis Open Cut Mining East seharga 150 juta AUD (Rp 1,56 triliun, kurs Rp 10.418/AUD) kepada anak usaha DOID, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) sebagai langkah terakhir dalam divestasi perusahaan atas portofolio pertambangannya.

PT Bukit Makmur Mandiri Utama disebut telah membayar deposit sebesar AUD 16 juta dengan sisa harga pembelian harus dibayar pada saat penyelesaian.

"Transaksi ini diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2021," melansir Marketwatch, Senin (11/10/2021).

4.Merger Kandas, Hary Tanoe Mau Bubarkan MNC Entertainment Ltd

Emiten konglomerasi Grup MNC yang dikendalikan pengusaha nasional, Hary Tanoesoedibjo (Hary Tanoe) yakni PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) menyatakan pembatalan transaksi merger anak usahanya PT Asia Vision Network (AVN) dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited (MLAC) di bursa AS dipastikan final.

Sebab itu, perseroan belum mempertimbangkan kemungkinan melanjutkan rencana penggabungan tersebut.

MLAC adalah perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode saham MLAC.

Sebelumnya kedua perusahaan telah sepakat menandatangani perjanjian mengenai rencana merger tersebut yang digodok sejak semester kedua tahun 2020 dan kemudian dibatalkan pada 18 September 2021.

5.Ditarik dari EY, Yoga Prawita Jadi Direktur Bahana Sekuritas

Pemegang saham PT Bahana Sekuritas, yakni Indonesia Financial Group (IFG), menunjuk Yoga Prawita sebagai direktur di perusahaan tersebut. Pengangkatan ini tertuang dalam Keputusan Sirkuler Pemegang Saham PT Bahana Sekuritas Nomor: 151/BS-DIRUT/X/2021.

Sekretaris Perusahaan IFG Beko Setiawan, sebagai perwakilan pemegang saham Bahana Sekuritas, mengatakan pihaknya menyambut baik kehadiran Yoga di jajaran direksi di tengah tantangan perusahaan sekuritas untuk melakukan inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk pelanggan dan meningkatkan kinerja perusahaan.

"Penunjukan Yoga Prawita adalah bagian dari strategi IFG untuk memperkuat dan mempertajam inovasi dalam bisnis operasional di Bahana Sekuritas," kata Beko dalam siaran persnya, Senin (11/10/2021).

6.Citigroup Sekuritas Mau Cabut 15 Oktober? Ini Respons Bursa

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan akan segera memberikan informasi lebih lanjut berkaitan dengan kabar bahwa PT Citigroup Sekuritas Indonesia (PT CSI), entitas usaha dari Citi, akan hengkang dari pasar modal Indonesia dalam waktu dekat.

Pernyataan ini menanggapi kabar bahwa broker berkode CG ini akan berhenti untuk memberikan layanannya mulai Jumat pekan ini, 15 Oktober 2021.

"Nanti akan dikabarkan kembali soal Citibank ini ya," kata Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Senin malam (11/10/2021).

Sebelumnya, dalam pengumuman yang disampaikan oleh sekuritas ini yang tersebar di grup-grup WhatsApp pelaku pasar modal, analis dan trader, disebutkan bahwa perusahaan ini tidak lagi akan menyediakan layanan penjualan domestik di Indonesia.

7.Cerita Proyek Kereta Cepat: Bengkak Rp28 T sampai Luhut Turun

Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang membentang antara Jakarta-Bandung kembali ramai dibicarakan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk ketua komite baru untuk mengawasi penyelesaian pembangunan proyek ini.

Belum lagi, pemerintah disebut akan menggelontorkan dana untuk menyelesaikan pembangunan proyek triliunan rupiah tersebut.

Pembangunan kereta cepat ini disebut-sebut memakan waktu yang lebih panjang dari target semula hingga akhirnya menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya yang sangat tinggi daripada target semula.

Salah satu pemegang saham kereta cepat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero)/KAI menyebutkan biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak (cost overrun) hingga US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 28,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$), sehingga total menjadi US$ 8 miliar atau Rp 114,40 triliun.

8.Masih Tunggu PMN Rp 20 T, Holding BUMN IFG Raih Laba Rp 1,8 T

Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan membukukan laba tahun berjalan konsolidasi di semester I-2021 sebesar Rp 1,8 triliun atau setara dengan 180% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) semester I - 2021 sebesar Rp 1 triliun.

Secara year on year (yoy) laba perusahaan melesat 178% dibanding semester 1 2020. Pencapaian laba ini sebagian besar dikontribusikan dari pertumbuhan laba anak perusahaan asuransi dan penjaminan dengan rata-rata kenaikan mencapai 55%.

"Pencapaian ini menjadi bukti signifikan kekuatan hasil kolaborasi dan komitmen bersama antara holding dan anak perusahaan sehingga kami masih bisa bertumbuh meski di tengah pandemi. Kami meyakini upaya improvement secara terus menerus pada aspek tata kelola perusahaan, bisnis dan keuangan dapat meningkatkan kinerja kami di sepanjang tahun 2021," kata Direktur Keuangan dan Umum IFG, Rizal Ariansyah, dalam keterangan resmi, Senin (11/10/2021).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular