
Bukan Emas! Aset Ini Cuan Lagi 209% Sepekan Nyalip Batu Bara

Namun, kenaikan fenomenal batu bara ternyata masih belum ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan reli kenaikan salah satu koin aset kripto (cryptocurrency), Shiba Inu (SHIB).
Apabila batu bara membutuhkan waktu sepanjang 2021 untuk melonjak hingga 230% (ketika di level US 280/ton), token kripto Shiba Inu hanya membutuhkan waktu sepekan untuk melonjak hingga 319% per Kamis (7/10), pukul 16.04 WIB.
Sejurus dengan itu, koin SHIB menjadi top gainers selama sepekan, mengacu pada data Coinmarketcap.com. Dengan lonjakan hingga lebih 300% tersebut, SHIB sempat merangsek hingga ke daftar 17 koin kripto dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar.
Adapun terbaru, setelah sempat ambles 17,56% pada Kamis pekan lalu, Shiba kembali mendaki ke zona hijau. Pada Senin pagi ini (10/11), pukul 09.11 WIB, koin Shiba Inu berhasil melesat 5,02% ke US$ 0,00002697/koin.
Tidak hanya itu, dalam sepekan, koin Shiba Inu masih menjadi jawaranya, dengan melambung 209,96%.
Kenapa koin Shiba Inu bisa meroket sedemikian tinggi dalam seminggu terakhir?
Sebelumnya, koin yang dijuluki "pembunuh Dogecoin"--koin meme lainnya yang juga bergambar anjing shiba inu--tiba-tiba melesat kencang pada perdagangan Rabu lalu. Hal ini terjadi setelah bos mobil listrik Tesla Elon Musk mengunggah foto anjing Shinu Iba sebagai anggota baru keluarganya di Twitter.
Foto itu memperlihatkan anjing Shiba Inu bernama Floki duduk di Tesla. Sebelumnya pada September lalu Elon Musk mengumumkan anggota baru keluarganya.
Jenis anjing itu memang menjadi maskot uang kripto Dogecoin. Elon Musk juga disebut sebagai DogeFather oleh netizen.
Tak lama setelah unggahan tersebut, nilainya meningkat 55% menjadi US$0,00001312. Volume melonjak tajam hingga 770% hanya dalam waktu satu hari saja, dikutip Economic Times, Rabu (6/10).
Bukan hanya Shiba Inu, token meme lain juga saat itu mengalami lonjakan. Misalnya Husky sebanyak 140% dan Shiba Cash 75%, token 'anjing' lainnya Akita Inu, Baby Doug, Doggy, Kishu Inu dan Pitbull juga reli antara 15-35%.
Namun lonjakan harga ini terjadi bukan hanya karena sang miliarder nyentrik Elon Musk. Saat ini, tim Shiba Inu juga tampaknya sedang membangun sebuah proyek, ungkap Ishan Arora, Partner Tykhe Block Ventures.
Menurut Coindesk, Jumat (8/10), terlepas dari narasi populer bahwa Elon Musk yang mungkin secara tidak sengaja menaikkan harga, data blockchain menunjukkan bahwa reli yang tampaknya tidak rasional tersebut mungkin juga didorong oleh pergerakan whales alias "paus" SHIB, yang memegang token SHIB dalam jumlah besar.
Sejurus dengan itu, investor ritel atau yang disebut SHIBArmy ikut dalam reli Shiba Inu akhir-akhir ini.
Data dari perusahaan data blockchain Santiment yang dikutip CoinDesk menunjukkan, jumlah transaksi SHIB senilai lebih dari US$ 1 juta telah melesat secara dramatis seiring dengan reli harga koin tersebut.
Akun Twitter pelacak-dompet (wallet-tracking) juga berhasil menangkap pembelian 'paus' lebih dari 6 triliun SHIB pada 30 September, hanya beberapa hari menjelang pergerakan harga yang meroket.
Sebelumnya, token tersebut mendapat ketenaran di India ketika Vitalik Buterin, miliarder dan pendiri cryptocurrency Ethereum, menyumbangkan 50 triliun token SHIB ke dana bantuan crypto untuk upaya bantuan COVID-19 India selama gelombang kedua pagebluk Corona pada Mei 2021.
Sementara, Senin (11/10) pagi ini, harga koin kripto tertua di bumi, Bitcoin, saat ini sudah mencapai US$ 55.415/koin dan menembus nilai market cap US$ 1,04 triliun. Harga Bitcoin naik 1,62% dibandingkan sehari sebelumnya dan melesat 15,70% dalam sepekan.
Asal tahu saja, token SHIB dibuat pada Agustus 2020 oleh sosok dengan pseudonim Ryoshi. Shiba Inu, yang berbasis Ethereum, mencoba menyaingi sistem algoritma penambangan Dogecoin yang berbasis Srypt.
Pada 17 September 2021, bursa kripto terbesar di Amerika Serikat (AS) Coinbase memasukkan Shiba Inu ke platform mereka. Sejurus dengan itu, koin Shiba Inu melonjak 40% dan membuat koin ini kembali dilirik banyak investor kripto lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]