Melesat 220% Ngalahin Harga Batu Bara, Apa Rahasia Aset Ini?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
08 October 2021 12:35
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Setelah sempat menyentuh US$ 280/ton, harga batu bara 'terjun bebas' seiring adanya aksi ambil untung (profit taking) para investor.

Pada Rabu (6/10), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 15,71% ke US$ 236/ton dibandingkan hari sebelumnya. Sementara, pada Kamis kemarin (7/10), harga batu bara ambles 4,70% ke US$ 224,90/ton.

Kendati ambles dalam dua hari terakhir, dalam sepekan harga batu bara masih naik 3,64%, sebulan melesat 26,10%. Kemudian, sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd) harga batu bara 'meroket' 175,11%.

Lonjakan batu bara akhir-akhir ini ditopang oleh persediaan yang menipis di tengah permintaan yang meningkat karena pembukaan aktivitas ekonomi. Naiknya harga minyak bumi dan gas alam juga mempengaruhi kinerja batu bara yang akhir-akhir ini mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Apalagi, saat ini sejumlah negara di dunia sedang dilanda energi menjelang musim dingin tahun ini.

Kelangkaan pasokan dan naiknya harga gas, naiknya tarif bahkan padamnya listrik, serta sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) menjadi beberapa alasannya.

Kenaikan harga gas alam menjadi faktor utama lonjakan harga batu bara. Saat gas alam semakin mahal, maka insentif untuk berpaling ke sumber energi primer alternatif meningkat. Salah satunya adalah batu bara.

Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) naik 5,67%. Selama sebulan ke belakang kenaikannya mencapai 26,07% dan secara year-to-date meroket 126,8%.

Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 89,4/MWh pada 5 Oktober 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 58,06/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.

"Melihat situasi di Eropa, gas alam sudah tidak lagi bisa bersaing dengan batu bara. Akibatnya, penggunaan batu bara semakin meningkat," sebut kajian ELS Analysis, konsultan energi yang berbasis di Swedia, seperti dikutip dari Reuters.

Berdasarkan kompilasi pemberitaan CNBC International, setidaknya ada tiga negara di dunia yang sedang mengalami hal tersebut, yakni Inggris, China, India. Beberapa mengamankan komoditas, seperti batu bara, untuk kelangsungan listrik warganya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular