
Fantastis! Gegara Gas, Harta Taipan Ini Melejit Rp15 T Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia tiba-tiba mengalami krisis energi yang menyebabkan harga minyak, gas alam, dan batu bara meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.
Di China, Inggris dan di tempat lain, kekurangan bahan bakar dan panic buying telah menyebabkan listrik padam dan antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar.
Harga gas alam kontrak November di hub TTF Belanda yang merupakan harga gas alam acuan Eropa diperdagangkan sekitar €118 per megawatt hour (MWH) atau setara Rp 1,9 juta/MWH(kurs Rp 16.500/euro), pada Selasa tengah hari waktu Eropa, melesat hampir 19% dan membuat rekor tertinggi baru.
TTF Belanda (Dutch) atau Title Transfer Facility adalah titik perdagangan virtual untuk gas alam di Belanda, secara virtual menjadi fasilitas bagi sejumlah pedagang di Belanda untuk melakukan perdagangan berjangka, fisik atas gas.
Sementara di Inggris, harga gas alam untuk November melonjak 14% menjadi £ 2,79 per termal atau setara Rp 54.000 (Rp 19.300/poundsterling) pada Selasa siang waktu setempat. Sementara itu, gas grosir Inggris untuk pengiriman bulan berikutnya meroket 23% menjadi £ 2,50 per termal.
Masih melonjaknya harga gas alam sebagian disebabkan oleh lonjakan permintaan, terutama dari Asia, karena bangkitnya kembali perekonomian beberapa negara, setelah adanya penguncian wilayah (lockdown) yang disebabkan oleh virus corona (Covid-19).
Di India, kenaikan harga gas alam menyebabkan melonjaknya harga produk turunan lain mulai LPG hingga gas rumah tangga, akibatnya pemerintah India melalui peningkatan berkala mulai menghapus subsidi LPG di sebagian besar kota.
Jika industri hilir seperti produsen pupuk tertekan, Fitch Rating mengatakan kenaikan 62% harga gas alam oleh pemerintah akan meningkatkan profitabilitas perusahaan hulu India dan mendukung pengeluaran investasi mereka.
Salah satu orang yang paling diuntungkan oleh kenaikan harga gas alam ini adalah taipan asal India, Gautam Adani.
Pengusaha generasi pertama dari Gujarat di wilayah barat India ini memulai bisnis perdagangan komoditas pada 1980-an, kemudian gurita bisnisnya merambah ke sektor energi, pelabuhan, bandara, transportasi, pertahanan, properti, dan keuangan selama empat dekade berikutnya.
Pada Kamis (6/10) lalu, Forbes mencatat kekayaan Adani naik nyaris menembus US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,5 triliun atau nyaris Rp 15 triliun dalam sehari, meskipun pada hari ini kekayaan kembali turun US$ 723 juta (Rp 10,34 triliun).
Gautam Adani juga merupakan orang kedua terkaya di Asia setelah Mukesh Ambani, pendiri Reliance Industries, konglomerasi perusahaan yang juga menjalankan bisnis di berbagai sektor mulai dari petrokimia, ritel hingga telekomunikasi.
Berbeda dengan Ambani yang kekayaannya terkonsentrasi di satu perusahaan, Adani tercatat memiliki lima perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 triliun rupee atau setara dengan Rp 190 triliun (kurs Rp 190/rupee), yang mana beberapa dari perusahaan tersebut mencatatkan kinerja saham yang luar biasa.
Salah satu perusahaan miliknya yang mengalami peningkatan harga terbesar sejak awal tahun ini adalah perusahaan yang bergerak di industri migas. Adani Total Gas Ltd yang diperdagangkan di bursa India tercatat sejak awal tahun harga naik 285%.
Dua perusahaan lain yang harga sahamnya mengalami kenaikan drastis ialah Adani Transmission Ltd yang naik 306% dan Adani Enterprises Ltd yang naik 201%.
Kenaikan harga saham perusahaan tersebut ikut mendongkrak kekayaannya secara signifikan. Tercatat dalam daftar orang terkaya di India tahun 2020 kekayaannya hanya sebesar US$ 25,2 miliar (Rp 360,36 triliun), saat ini berdasarkan data real time billionaire, Forbes menaksir kekayaan telah meningkat hingga US$ 73,2 miliar atau setara dengan Rp 1.046 triliun.
Meski telah memiliki beragam bisnis, Gautam Adani juga dikabarkan ingin mendaftarkan Adani Wilmar, sebuah usaha patungan dengan miliarder agribisnis Singapura Kuok Khoon Hong, Wilmar International. Namun IPO (penawaran umum saham perdana) belum disetujui oleh regulator pasar modal India.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diguyur Kabar Baik dari India-Eropa, Harga Batu Bara Bangkit