Diguyur Kabar Baik dari India-Eropa, Harga Batu Bara Bangkit

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menggeliat setelah ambruk dua hari. Pada perdagangan Rabu (1/3/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 196,75 per ton. Harganya menguat 1,37%.
Penguatan ini memutus rekor buruk batu bara yang ambruk hampir 5% dalam dua hari sebelumnya.
Menguatnya harga batu bara ditopang oleh aksi bargain buying, sentimen positif dari India, serta meningkatnya harga gas. Aksi bargain buying dilakukan pembeli untuk memanfaatkan rendahnya harga batu bara saat ini.
Sementara itu, India mengabarkan kabar positif jika industri batu bara dan pendukung mereka siap menggeliat sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Dalam jangka pendek, impor batu bara thermal diperkirakan bakal meningkat menyusul aturan darurat pemerintah India agar pembangkit listrik batu bara segera meningkatkan produksi listrik mereka.
Aturan juga meminta pembangkit tersebut segera mengimpor batu bara untuk memastikan produksi tidak terganggu.
Data Kpler menunjukkan impor batu bara thermal India tercatat 10,19 juta ton pada Februari 2023, meningkat 5% dibandingkan Januari. Pergerakan impor batu thermal India akan sangat tergantung pada produksi batu bara Negara Bollywood.
Produksi batu bara India pada April 2022-Januari 2023 menembus 698,25 juta ton, naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Produksi mereka diperkirakan akan melonjak menjadi 900 juta ton pada tahun fiskal 2022/2023.
Jika produksi batu bara India terus melonjak maka ada kemungkinan mereka akan mengurangi impor batu bara thermal yang biasa digunakan untuk pembangkit listrik.
Lain cerita dengan batu bara kokas atau metalurgi. Impor India untuk jenis batu bara tersebut diproyeksi akan tetap tinggi karena mereka tidak mampu memproduksi batu bara kokas dalam jumlah besar. Padahal, pemulihan ekonomi India akan mendorong peningkatan penggunaan baja.
Batu bara kokas sendiri banyak digunakan sebagai campuran dalam peleburan baja.
Impor batu bara kokas India diperkirakan meningkat menjadi 63 juta ton per tahun dan melonjak hingga menembus 100 juta ton pada 2030.
Harga batu bara juga menggeliat karena harga gas yang merangkak naik. Setelah berhari-hari turun, harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) akhirnya menguat 0,9% sehari kemarin ke posisi 47,08 euro per mega-watt hour (MWh).
Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
Harga gas naik karena suhu di sebagian wilayah Eropa tengah dan barat daya akan jauh lebih dingin dibandingkan kondisi normal dalam 10 hari ke depan. Kondisi ini diperkirakan akan meningkatkan penggunaan listrik untuk pemanas ruangan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?
(mae/mae)