Produksi Stainless Steel Mulai Jalan, Nikel Ada Harapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia mulai bangkit setelah produksi baja tahan karat (stainless steel) kembali berjalan. Di sisi lain pembatasan listrik di China menjadi pemberat harga nikel untuk melesat.
Pada Kamis (10/7/2021) pukul 08:40 WIB harga nikel tercatat US$ 18,095/ton. Turun tipis 0,06% dari posisi kemarin.
![]() |
Produksi baja tahan karat (stainless steel) mulai kembali berjalan dan menipisnya persediaan nikel di gudang LME (London Metal Exchange/LME) diharapkan mampu menjaga laju nikel tidak turun lebih dalam. Rata-rata persediaan nikel dunia di gudang LME pada bulan Oktober tercatat 1.156 ton. Lebih rendah 6,3% dari rata-rata persediaan bulan September.
Dalam pandangan teknikal, harga nikel saat ini berada di area support kuatnya di US$ 18.100-18.125/ton. Dalam jangka panjang, konsumsi nikel diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi 4.9 juta ton pada 2040 dari 2020 sebesar 2,4 juta ton, kata Angela Durrant, analis Woode Mackenzie. Peningkatan konsumsi nikel dimotori permintaan dari kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa permintaan baterai untuk EV menyumbang 7% dari total konsumsi, tetapi pada tahun 2040, kami berharap ini akan naik menjadi 30% dalam periode 20 tahun. Kami memperkirakan konsumsi nikel menjadi lebih dari dua kali lipat dari 2,4 juta ton pada 2020 menjadi 4,9 juta ton pada 2040," kata Durrant.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Efek Lockdown China, Harga Nikel Turun Tipis
(ras/ras)