Analisis Teknikal

Kemarin IHSG Melesat Kencang, Waspada Ada Sinyal Koreksi!

Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 07/10/2021 07:33 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib bursa saham domestik memang sedang mujur Rabu kemarin (6/10). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbang lebih dari 2% tembus level psikologis 6.400, tepatnya naik 2,06% di 6.417,32.

Penguatan IHSG tak terlepas dari dua sentimen pendorong utama. Pertama adalah penguatan bursa saham AS dan kedua adalah tren kenaikan harga energi global terutama batu bara.

Untuk perdagangan kali ini ada beberapa sentimen yang perlu dicermati. Semalam tiga indeks saham bursa New York (Wall Street) kompak ditutup menguat.


Kenaikan bursa saham Paman Sam dipicu oleh kongres yang melunak terkait plafon utang AS (debt ceiling).

Pemimpin Senat Minoritas Mitch McConnell mengatakan melalui akun twitter bahwa pihak Republik akan memberikan kelonggaran kepada Demokrat untuk menggunakan prosedur normal dalam memperpanjang batas utang hingga Desember dalam rangka menghindari terjadinya krisis dan kemungkinan default.

Cuitan tersebut direspons positif oleh pelaku pasar yang membuat pasar saham akhirnya berbalik arah. Ini bisa menjadi katalis positif untuk pasar modal dalam negeri.

Namun jika dilihat dari sisi ruang penguatannya cenderung terbatas. Apalagi IHSG sud  ah naik kencang dan biasanya akan memantik aksi profit taking.

Di sisi lain investor juga masih terus mencermati adanya gelombang gagal bayar obligasi dari pengembang properti China. Setelah Evergrande kini giliran Fantasia Holdings dan Sinic Holdings.

Khusus Fantasia sudah mengalami gagal bayar (default), sementara Sinicberpotensi default.

Semakin banyak pengembang properti yang default dikhawatirkan bakal berdampak sistemik dan mengglobal sehingga bisa menggoyang pasar keuangan dunia.

Itulah sentimen utama yang bakal menjadi penggerak IHSG hari ini. Namun secara teknikal bagaimana arah gerak IHSG? Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.454 untuk melanjutkan tren bullish-nya. Namun jika indeks terkoreksi dan turun ke bawah 6.400, maka level support selanjutnya di 6.333.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 73,26 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought (jenuh beli). RSI cenderung menurun yang mengindikasikan adanya potensi koreksi.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat