
Ada 'Ramalan' Permintaan Nikel Naik 2x Lipat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia masih belum mampu bangkit dan keluar dari level terendah sejak Juli 2021. Tekanan dari China masih sangat kuat melebihi potensi permintaan nikel untuk kebutuhan mobil listrik.
Pada Rabu (6/10/2021) pukul 13:30 WIB, harga nikel tercatat US$ 18.050/ton. Turun 0,39% dari posisi kemarin.
![]() |
Penjatahan listrik saat ini sedang berlangsung di setidaknya sembilan provinsi dan wilayah. Pemerintah daerah di pusat industri utama seperti provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Guangdong telah meminta pabrik untuk membatasi penggunaan daya atau membatasi produksi mereka
Dampaknya pada industri sangat luas dan mencakup sektor-sektor padat energi seperti peleburan aluminium, pembuatan baja, manufaktur semen, dan produksi pupuk Masalah ini yang menjadi kekhawatiran investor bahwa permintaan nikel dari China sebagai salah satu konsumen besar nikel dunia akan berkurang.
Untuk jangka panjang, konsumsi nikel diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi 4.9 juta ton pada tahun 2040 dari tahun 2020 sebesar 2,4 juta ton, kata Angela Durrant, analis Wood Mackenzie. Peningkatan konsiumsi nikel dimotori permintaan dari kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
"Pada 2020 kami memperkirakan bahwa permintaan baterai untuk EV menyumbang 7% dari total konsumsi, tetapi pada tahun 2040, kami berharap ini akan naik menjadi 30% dalam periode 20 tahun. Kami memperkirakan konsumsi nikel menjadi lebih dari dua kali lipat dari 2,4 juta ton pada 2020 menjadi 4,9 juta ton pada 2040," kata Durrant.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Nikel di Pasar London dan China Kompak Melesat