Disuntik Salim Rp 1,2 T, Begini Rencana Bank Digital Ala BINA
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) tengah mempersiapkan pengembangan digitalnya setelah melakukan penawaran umum terbatas (PUT) III yang tengah berlangsung saat ini. Dana hasil aksi korporasi ini oleh perusahaan akan digunakan untuk memperkuat sistem dan infrastruktur digital perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, rencananya pengembangan digital yang akan dilakukan adalah melalui aplikasi digital. Dengan aplikasi ini nantinya akan dapat digunakan oleh nasabah untuk pembukaan rekening, penyimpanan dana dan pengajuan pinjaman secara mandiri, dan bertransaksi secara digital.
"Sebagai langkah awal, bank akan memulai persiapan untuk memperkuat sistem, infrastruktur dan keamanan dalam rangka menghadirkan perbankan digital yang handal dan aman bagi seluruh nasabah," tulis keterbukaan tersebut, dikutip Kamis (30/9/2021).
Pengembangan ini nantinya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan bisnis dan kemampuan perusahaan.
Sebelumnya disampaikan bahwa perusahaan menargetkan akan memperoleh dana sebesar Rp 1,24 triliun dalam gelaran rights issue ini. Diperkirakan, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan diperoleh pada akhir Oktober ini.
"Awal November kami raising fund Rp 1,24 triliun. Pemegang saham pengendali sudah punya komitmen mengeksekusi, untuk itu kami rasa tidak ada kendala," kata Daniel Budirahayu, Direktur Utama Bank Ina Perdana dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (20/9/2021).
Dalam rights issue ini, emiten bersandi BINA ini berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 282,71 juta saham.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Bank Ina, jumlah saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebesar 4,76% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Nilai nominal dari rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan berkisar Rp 4.200 sampai Rp 4.380 per saham.
Dalam aksi korporasi ini, PT Indolife Pensiontama, pemegang saham pengandalinya akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan menyerap sisa saham yang tidak diserap oleh pemegang saham lainnya.
Rencana rights issue ini sudah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020.
(hps/hps)