
Dapat Suntikan dari Anthoni Salim, Begini Rencana Bank Ina

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank yang terafilasi dengan Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menargetkan akan memperoleh dana sebesar Rp 1,24 triliun dalam gelaran rights issue tahun ini.
Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu mengungkapkan, proses penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tersebut masih berlangsung. Pihaknya memperkirakan, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan diperoleh pada akhir Oktober ini.
"Awal November kami raising fund Rp 1,24 triliun. Pemegang saham pengendali sudah punya komitmen mengeksekusi, untuk itu kami rasa tidak ada kendala," katanya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (20/9/2021).
Dalam rights issue ini, emiten bersandi BINA ini berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 282,71 juta saham.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Bank Ina, jumlah saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebesar 4,76% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Nilai nominal dari rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan berkisar Rp 4.200 sampai Rp 4.380 per saham. Sehingga, potensi jumlah dana yang dihimpun dari rights issue ini sebesar Rp 1,24 triliun.
Selain untuk memenuhi ketentuan modal inti bank yang diharuskan mencapai Rp 2 triliun pada tahun ini, BINA juga berencana melakukan pengembangan layanan digital. Saat ini, tercatat modal inti Bank Ina Perdana sebesar Rp 1,12 triliun.
"Dengan adanya pandemi kita harus mempercepat proses digitalasai di operasional kita, kita memerlukan dana cukup besar. OJK menetapkan modal bank harus ditingkatkan 2 T, ini kesempatan bagi kami mengumpulkan fund itu untuk membiayai pengembangan digitalisasi di Bank Ina," ujarnya.
Selain itu, BINA juga berencana mengembangkan digitalisasi proses di sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan terkoneksi melalui sistem yang terintegrasi.
"Kami akan proses secara digital. Aplikasi kredit mikro tidak lagi pakai paper, sudah pakai tablet," imbuhnya.
Seperti diketahui, Anthoni Salim, melalui PT Indolife Pensiontama selaku pengendali saham perseroan menyatakan kesiapannya untuk menambah porsi saham BINA.
"PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham Pengendali telah menyatakan akan melak sanakan HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III. Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang Saham atau pemegang bukti HME TD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Pemegang Saham lainnya," tulis prospektus tersebut, Kamis (16/9/2021).
Rencana rights issue ini sudah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rights Issue, Saham Bank Salim & CT Sudah Cuan 1.000%