Roundup

Cek 8 Aksi Emiten! Taspen Beli Saham PTBA, ASII Bagi Dividen

Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 September 2021 08:40
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual sebanyak 303.148.000 saham treasurinya kepada PT Taspen (Persero)/dok PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Sederet kabar terjadi pada perdagangan Rabu kemarin (29/9/2021), mulai dari pengalihan saham emiten hingga rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggaet emiten baru.

Selain itu juga terdapat kabar mengenai rencana cabutnya salah satu sekuritas asing dari pasar Indonesia.

CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan kemarin untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Kamis (30/9/2021) dibuka.

1. Sah! Taspen Serap Saham Bukit Asam Rp 599 M

Emiten BUMN batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual sebanyak 303.148.000 saham treasurinya kepada PT Taspen (Persero) dengan nilai transaksi sebesar Rp 598,5 miliar.

Transaksi ini sekaligus meningkatkan kepemilikan Taspen di Bukit Asam 95,9 juta saham atau 1% menjadi 358,4 juta saham atau 3% dari total modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan proses pengalihan saham treasuri ini dilakukan dengan metode penjualan di luar bursa atau private placement yang dibantu oleh tiga perusahaan sekuritas BUMN, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Bahana Sekuritas.

2. Cegah Goreng Saham, Aturan Market Maker Meluncur 2022

Bursa Efek Indonesia (WFH) menyampaikan aturan mengenai market maker akan diterbitkan pada semester kedua tahun depan.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Laksono Widodo, aturan market maker masih dalam tahap pembahasan dengan stakeholder terkait

Aturan tersebut kata Laksono belum selesai dirampungkan pada tahun ini karena adanya prioritas peraturan lainnya baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal.

3. Jurus BEI Ajak Startup, Centaur, Unicorn & Decacorn untuk IPO

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan rintisan berstatus centaur, unicorn maupun decacorn untuk melantai di pasar modal tanah air.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, untuk menarik minat perusahaan rintisan tersebut, BEI gencar melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan terkait.

Kegiatan sosialisasi go public tersebut dikemas dalam kegiatan sosialisasi one-on-one antara BEI dengan calon Perusahaan Tercatat, maupun melakukan webinar berkolaborasi antara BEI, underwriter, perusahaan tercatat, yang bekerja sama dengan komunitas, asosiasi, maupun venture capital.

4. Astra Bagi Dividen Interim Rp 1,82 T, Simak Jadwalnya

PT Astra International Tbk (ASII) bakal membagikan dividen interim kepada pemegang sahamnya senilai Rp 1,82 triliun. Masing-masing pemegang saham akan menerima senilai Rp 45/saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, rencana pembayaran dividen ini telah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris pada 27 September 2021 lalu.

Cum dividen untuk pasar reguler dan negosiasi akan jarih pada 7 Oktober 2021 nanti. Sedangkan untuk pasar tunai akan jatuh pada 12 Oktober 2021.

NEXT: Simak Aksi Emiten Lainnya

5. Disebut Hengkang dari RI, Ini Penjelasan dari Citigroup

Manajemen Citi Indonesia memastikan, anak usahanya yang bergerak di bisnis sekuritas, PT Citigroup Sekuritas Indonesia (PT CSI), tidak akan hengkang dari Indonesia.

Hal ini ditegaskan Country Head of Corporate Affairs Citibank N.A., Indonesia, Puni A. Anjungsari merespons kabar yang sebelumnya menyebutkan PT CSI akan menghentikan bisnisnya di Indonesia.

"PT Citigroup Sekuritas Indonesia (PT CSI) tidak akan keluar dari Indonesia, dan berkomitmen untuk terus melayani para klien institutionalnya," kata Puni A. Anjungsari, dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/2/2021).

6. Setelah Ditunda-tunda, AirAsia Terbang Lagi Mulai Oktober

Setelah beberapa kali menunda operasionalnya, AirAsia Indonesia (QZ) kembali mengoperasikan penerbangan berjadwal secara bertahap mulai bulan Oktober 2021. Penerbangan itu akan melayani rute Jakarta-Bali dan Jakarta-Kuala Lumpur.

Melalui akun media sosial resminya di Instagram @airasiasuperapp.id, mereka akan memulai rute Jakarta-Bali pada 14 Oktober dan Jakarta-Kuala Lumpur pada 2 Oktober 2021.

Untuk dapat terbang dengan nyaman, AirAsia akan selalu menerapkan protokol kesehatan dan kebersihan yang ketat selama perjalanan, baik di darat termasuk di terminal, ramp, area kargo, maupun di dalam pesawat.

7. Kena Rating Negatif Fitch Usai Merger, Ini Buka-bukaan ISAT

Manajemen emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) memberikan penjelasan mengenai penurunan peringkat surat utang perseroan oleh Fitch Ratings sebagai konsekuensi penggabungan usaha dengan PT Hutchinson 3 Indonesia dan nantinya bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, Corporate Secretary Indosat, Billy Nikolas Simanjutkan menyampaikan, dengan merger tersebut, Indosat tidak akan lagi menjadi anak usaha dari Grup Ooredoo, oleh sebab itu klausul cross-default dalam dokumentasi utang Ooredoo tidak berlaku lagi.

"Atas dasar ini, Fitch percaya bahwa mungkin perlu untuk menghapus dukungan keuangan tersirat dari Ooredoo karena perseroan akan berhenti dikendalikan oleh Ooredoo," ungkap manajemen ISAT, dikutip Rabu (29/9/2021).

8. Astaga! Askrindo Tolak Bayar Ganti Rugi EBA Garuda Rp 215 M

Perusahaan asuransi anggota holding BUMN Asuransi dan Penjaminan, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), menyampaikan penolakan terhadap permintaan ganti rugi yang disampaikan oleh PT Mandiri Manajemen Indonesia (MMI) selaku manajer investasi (MI) produk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Efek Beragun Aset (EBA) Garuda Indonesia GIAA01.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Direksi MMI, sebelumnya pada 26 Juli lalu, MMI telah menyampaikan surat dengan nomor 72/MMI.ALT.VII/2021 tanggal 26 Juli 2021 perihal surat tuntutan ganti rugi.

Tujuannya meminta kepada Askrindo sebagai surety atas jaminan pembayaran yang diberikannya dengan nomor polis 56.11.18.00050.13.01.0 tanggal 27 Juli 2018 untuk membayar sisa kekurangan pembayaran pokok EBA Kelas A sejumlah Rp 215.325.000.000 (Rp 215,33 miliar).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular