
Wah 98% Corona di Singapura OTG, tapi Dolarnya Tetap Letoy

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) lagi-lagi memecahkan rekor tertinggi sepanjang pandemi, bahkan lebih tinggi dari Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Alhasil, dolar Singapura Selasa kemarin terpuruk melawan rupiah, sementara pada perdagangan Rabu (29/9) mampu bangkit.
Pada pukul 14:27 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.527,48, dolar Singapura menguat 0,2% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara kemarin turun 0,18%, dan mencapai level terendah sejak pertengahan Februari lalu.
Posisi di level terendah nyaris 8 bulan terakhir tersebut tentunya membuat dolar Singapura terlihat murah, dan banyak yang memborong. Kursnya pun kembali naik.
Kemarin, Singapura melaporkan penambahan kasus Covid-19 sebanyak 2.236 kasus yang merupakan rekor terbanyak selama pandemi. Sementara Indonesia kemarin mencatat 2.057 kasus baru.
Sejak kasus Covid-19 tersebut terus menanjak, dolar Singapura terus mengalami penurunan. Padahal, meski penambahan kasus terus mencetak rekor, tetapi dengan vaksinasi penuh yang sudah lebih dari 80%. Hanya sebagian kecil saja pasien yang mengalami sakit parah.
Kementerian Kesehatan Singapura (Ministri of Health/MoH) melaporkan dalam 28 hari terkahir sebanyak 98% dari kasus Covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan.
Meski demikian, pemerintah Singapura tetap memperketat pembatasan sosial mulai awal pekan ini. Pekerja kembali work from home (WFH), kemudian makan di tempat (dine in) restoran dan pertemuan jumlahnya kembali dikurangi. Sekolah Dasar juga kembali menerapkan belajar online secara bergantian.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi infeksi harian. Meski mayoritas merupakan OTG (orang tanpa gejala) dan bergejala ringan, tetapi dengan laju kenaikan yang meningkat tajam, jumlah pasien yang sakit berat juga menambah signifikan, sehingga beban fasilitas kesehatan meningkat.
"Ini keputusan yang sangat sulit bagi, kami tahu ini akan berdampak besar ke dunia usaha dan masyarakat" kata Menteri Perdagangan, Gan Kim Yong, yang juga wakil ketua satuan tugas Covid-19.
"Yang kita lakukan kemungkinan tidak akan langsung menurunkan penambahan kasus harian, tetapi pengetatan akan membantu kita memperlambat penyebaran dan menghindari melonjaknya beban kerja tenaga kesehatan kita," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
