Berkat Harta Ribuan Triliun, Rupiah Jadi 'Raja' Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 September 2021 10:09
Ilustrasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

Namun, sampai kapan ini terjadi? Sampai kapan rupiah mampu mempertahankan takhta sebagai 'raja' Asia?

Dalam riset terbaru berjudul FX Fundamentals: What Happens When Commodities Reverse?, Citi memperkirakan kejayaan rupiah masih akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, surplus neraca perdagangan seiring kencangnya laju ekspor akan tetap tinggi setidaknya sampai akhir 2021.

"Citi memperkirakan harga gas alam akan terus naik hingga musim dingin 2021 karena ketatnya pasokan. Ini akan mendorong penggunaan baru bara, yang merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia," sebut Helmi Arman, Ekonom Citi.

Di sisi lain, lanjut Helmi, impor masih terbatas karena dunia usaha sedang dalam masa pemulihan akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegatan Masyarakat (PPKM) ketat pada Juli-Agustus 2021. Hasilnya, transaksi berjalan (current account) Indonesia akan semakin rendah, dekat dengan 0% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan yang semakin rendah akan memperkuat fundamental rupiah.

Namun, tambah Helmi, Indonesia harus hati-hati. Sebab, perkembangan positif ini lebih dipengaruhi oleh faktir siklus, bukan sesuatu yang bersifat struktural.

"Perbaikan neraca perdagangan Indonesia pada 2021 disebabkan oleh tiga hal. Satu, kenaikan harga komoditas andalan ekspor. Dua, pertumbuhan impor masih lambat karena permintaan domestik belum sepenuhnya pulih. Tiga, peningkatan volume ekspor logam karena peningkatan kapasitas produksi.

"Dua faktor yang disebut pertama bersifat siklus. Hanya satu yang sifatnya strukutral, yaitu yang ketiga," terang Helmi.

Harga komoditas tidak bisa selamanya naik, pasti ada siklus pembalikan seperti yang terjadi pada 2012-2014 setelah lonjakan harga pada 2010-2011. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin tren pembalikan itu akan terjadi 2022 alias tahun depan.

"Surplus neraca perdagangan kemungkinan akan mulai mengecil pada 2022. Ditambah lagi kenaikan harga komoditas akan mendongkrak ekspektasi inflasi sehingga mempengaruhi minat investor di pasar keuangan. Akibatnya, ruang penguatan rupiah menjadi terbatas," tulis Helmi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular