Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali menembus rekor. Sentimen utama pengerek harga si batu hitam adalah tingginya permintaan, salah satunya dari Eropa.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 202,95/ton. Melonjak 6,2% dari posisi akhir pekan lalu sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Batu bara benar-benar membawa tahun ini. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga komoditas ini melejit 154,35% secara point-to-point.
Harga gas yang semakin mahal ikut mengatrol harga batu bara. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma) melonjak 18,01%. Secara year-to-date, harga melambung 131,71%.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,32/MWh pada 21 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 44,18/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.
"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
Halaman Selanjutnya --> Batu Bara Indonesia Belum Sampai ke Eropa
Ya, permintaan baru bara memang meningkat di sejumlah negara Eropa. Menurut catatan Refinitiv, impor batu bara Inggris bulan ini sudah mencapai 1,07 juta ton. Tidak pernah impor batu bara Inggris sebanyak ini, setidaknya sejak awal 2020.
Sementara di Jerman, impor batu bara pada September 2021 adalah 915.655 ton. Melonjak 32,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Di Prancis, impor batu bara pada September 2021 mencapai 979.515 ton, juga yang tertinggi setidak sejak awal tahun lalu. Impor batu bara Negeri Anggur bulan ini meroket 24,84% yoy.
Tingginya permintaan batu bara di Benua Biru menjadi peluang buat Indonesia. Sebab, Indonesia adalah negara eksportir batu bara terbesar di dunia.
Halaman Selanjutnya --> Segini Duit dari Ekspor Batu Bara, Luar Biasa!
Namun sejauh ini batu bara Tanah Air malah belum masuk ke Eropa. Menurut catatan Refinitiv, kali terakhir batu bara asal Indonesia masuk ke Inggris adalah pada Februari 2020. Kala itu batu bara dari Pelabuhan Panjang (Lampung) mendarat di Pelabuhan Liverpool sebanyak 52.104 ton.
Sedangkan ke Jerman, batu bara Indonesia kali terakhir masuk pada Maret 2020. Kala itu, batu bara sebanyak 22.908 ton dari Pelabuhan Balikpapan merapat di Pelabuhan Wedel. Lalu ke Prancis, malah tidak ada sama sekali eksport batu bara Indonesia setidaknya sejak awal 2020.
Bagi Indonesia, Asia adalah pasar utama ekspor batu bara. China dan India menjadi negara pembeli batu bara terbesar dari Indonesia.
Ke mana pun itu, Indonesia bakal untung kala menjual batu bara dengan harga yang sekarang. Pada semester I-2021, volume ekspor baru bara (HS 27011900) Indonesia adalah 132,88 juta ton.
Dikalikan dengan harga sekarang yakni US$ 202,95/ton, Indonesia bakal mengeruk US$ 26,97 miliar. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.258 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 27 September 2021, maka Indonesia akan menerima Rp 384,52 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA