Dolar AS Jadi "Bom Waktu", Buang atau Simpan nih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 28/09/2021 13:45 WIB
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sedang kuat pascapengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) Kamis pekan lalu. Tetapi, hanya kuat saja, tidak menguat gila-gilaan meski The Fed sudah menegaskan akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Tetapi, meski menguatnya biasa saja, dolar AS kini menjadi "bom waktu", sebab posisi beli dolar AS kembali mengalami peningkatan tajam.

Commodity Futures Trading Commission (CFTC) kemarin melaporkan posisi beli bersih (net long) dolar AS pada pekan yang berakhir 21 September melonjak menjadi US$ 14,26 miliar, dari pekan sebelumnya US$ 9,99 miliar.


Posisi net long dolar AS tersebut merupakan yang tertinggi sejak Maret 2020, ketika indeks dolar AS meroket tajam hingga nyaris mencapai level 103. Saat itu rupiah terpuruk, hingga menyentuh level Rp 16.620/US$, terlemah sejak 1998.

Sementara saat ini, indeks dolar AS berada di kisaran 93. Belum ada lonjakan tajam untuk indeks yang merupakan tolak ukur kekuatan dolar AS.

Semakin tinggi, maka dolar AS semakin perkasa. Sehingga rupiah patut waspada jika posisi net long dolar AS terus menumpuk.

Patut dicatat posisi net long tersebut sebelum The Fed mengumumkan tapering akan segera dilakukan pada Kamis (23/9) dini hari lalu. Selain itu, The Fed juga merubah proyeksi kenaikan suku bunganya menjadi tahun depan, dibandingkan sebelumnya di 2023.

Dengan kondisi tersebut membuat ada kemungkinan posisi net long dolar AS semakin menumpuk dan menjadi "bom waktu" menunggu pemicu yang bisa membuatnya "meledak".

HALAMAN SELANJUTNYA >>>  Pemicu dan Waktu "Ledakan" Dolar AS


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed

Pages