Senin Cerah! Batu Bara Rekor, Saham Produsennya 'Ngamuk' Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021), di tengah lonjakan batu bara yang kembali menyentuh rekor tertinggi baru sejak 2008.
Berikut penguatan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.10 WIB.
Perdana Karya Perkasa (PKPK), saham +8,33%, ke Rp 117/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), +5,74%, ke Rp 3.500/saham
Indika Energy (INDY), +4,89%, ke Rp 1.610/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +3,41%, ke Rp 91/saham
Adaro Energy (ADRO), +2,00%, ke Rp 1.530/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), +1,92%, ke Rp 530/saham
Bumi Resources (BUMI), +1,79%, ke Rp 57/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), +1,65%, ke Rp 185/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +1,63%, ke Rp 18.750/saham
United Tractors (UNTR), +1,36%, ke Rp 22.375/saham
Bukit Asam (PTBA), +1,22%, ke Rp 2.480/saham
Bayan Resources (BYAN), +0,86%, ke Rp 17.575/saham
Atlas Resources (ARII), +0,66%, ke Rp 306/saham
Golden Energy Mines (GEMS), +0,56%, ke Rp 3.570/saham
Menurut data di atas, saham PKPK menjadi yang paling menguat, yakni sebesar 8,33% ke Rp 117/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan saham PKPK melejit 47,62%, sementara dalam sebulan 'terbang' 100,00%.
Kedua, saham MBAP juga melompat 5,74% ke Rp 3.500/saham. Ini membuat saham MBAP mencatatkan reli kenaikan selama 4 hari beruntun. Dalam seminggu saham ini naik 5,81%, sedangkan dalam sebulan melesat 10,19%.
Di bawah MBAP, ada saham INDY yang terkerek 4,89% ke Rp 1.610/saham. Praktis, saham INDY sudah melesat selama 5 hari berturut-turut sehingga dalam sepekan melejit 19,48%.
Keempat, saham BOSS yang mencuat 3,41% ke Rp 91/saham, setelah naik 2,33% pada Jumat pekan lalu. Dalam seminggu saham ini melesat 10,71%, sedangkan dalam sebulan mendaki 34,29%.
Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 191,1/ton. Naik 0,95% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.
Sepanjang minggu kemarin, harga batu bara naik 1,97% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date),harga si batu hitam meroket 124,84%.
Harga gas yang semakin mahal ikut mengatrol harga batu bara. Minggu lalu, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma) melonjak 3,39%. Secara year-to-date, harga melesat 107,88%.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,32/MWh pada 21 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 44,18/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.
"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.
Tidak cuma di Eropa, pembangkitan listrik dengan batu bara juga meningkat di China. Pada Agustus 2021, produksi listrik bertenaga batu bara di Negeri Panda adalah 516,7 TWh, naik 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).
Konsumsi batu bara di Taiwan pun melesat. Pada Juli 2021, Taiwan mengimpor 6,8 metrik ton batu bara, melonjak 38% year-on-year sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak Mei 2017.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)