Senin Cerah! Batu Bara Rekor, Saham Produsennya 'Ngamuk' Lagi

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 27/09/2021 09:43 WIB
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/9/2021), di tengah lonjakan batu bara yang kembali menyentuh rekor tertinggi baru sejak 2008.

Berikut penguatan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.10 WIB.

  1. Perdana Karya Perkasa (PKPK), saham +8,33%, ke Rp 117/saham


  2. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +5,74%, ke Rp 3.500/saham

  3. Indika Energy (INDY), +4,89%, ke Rp 1.610/saham

  4. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +3,41%, ke Rp 91/saham

  5. Adaro Energy (ADRO), +2,00%, ke Rp 1.530/saham

  6. Alfa Energi Investama (FIRE), +1,92%, ke Rp 530/saham

  7. Bumi Resources (BUMI), +1,79%, ke Rp 57/saham

  8. Golden Eagle Energy (SMMT), +1,65%, ke Rp 185/saham

  9. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +1,63%, ke Rp 18.750/saham

  10. United Tractors (UNTR), +1,36%, ke Rp 22.375/saham

  11. Bukit Asam (PTBA), +1,22%, ke Rp 2.480/saham

  12. Bayan Resources (BYAN), +0,86%, ke Rp 17.575/saham

  13. Atlas Resources (ARII), +0,66%, ke Rp 306/saham

  14. Golden Energy Mines (GEMS), +0,56%, ke Rp 3.570/saham

Menurut data di atas, saham PKPK menjadi yang paling menguat, yakni sebesar 8,33% ke Rp 117/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 hari sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan saham PKPK melejit 47,62%, sementara dalam sebulan 'terbang' 100,00%.

Kedua, saham MBAP juga melompat 5,74% ke Rp 3.500/saham. Ini membuat saham MBAP mencatatkan reli kenaikan selama 4 hari beruntun. Dalam seminggu saham ini naik 5,81%, sedangkan dalam sebulan melesat 10,19%.

Di bawah MBAP, ada saham INDY yang terkerek 4,89% ke Rp 1.610/saham. Praktis, saham INDY sudah melesat selama 5 hari berturut-turut sehingga dalam sepekan melejit 19,48%.

Keempat, saham BOSS yang mencuat 3,41% ke Rp 91/saham, setelah naik 2,33% pada Jumat pekan lalu. Dalam seminggu saham ini melesat 10,71%, sedangkan dalam sebulan mendaki 34,29%.

Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 191,1/ton. Naik 0,95% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Sepanjang minggu kemarin, harga batu bara naik 1,97% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date),harga si batu hitam meroket 124,84%.

Harga gas yang semakin mahal ikut mengatrol harga batu bara. Minggu lalu, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma) melonjak 3,39%. Secara year-to-date, harga melesat 107,88%.

Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,32/MWh pada 21 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 44,18/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.

"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

Tidak cuma di Eropa, pembangkitan listrik dengan batu bara juga meningkat di China. Pada Agustus 2021, produksi listrik bertenaga batu bara di Negeri Panda adalah 516,7 TWh, naik 0,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).

Konsumsi batu bara di Taiwan pun melesat. Pada Juli 2021, Taiwan mengimpor 6,8 metrik ton batu bara, melonjak 38% year-on-year sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak Mei 2017.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Q1-2025, Laba Bersih Bukit Asam Capai Rp 391,4 Miliar