
Gosong! Harga Ambles, Saham-saham Batu Bara 'Merah Padam'

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara kembali ambles ke zona merah pada awal perdagangan Kamis (28/10/2021), melanjutkan kecenderungan pelemahan setidaknya sejak penutupan perdagangan Rabu kemarin (27/10).
Selain itu, pada Rabu, harga kontrak berjangka (futures) batu bara juga ambles 8,88% dibandingkan hari sebelumnya, lantaran masih terimbas aksi ambil untung investor.
Berikut pelemahan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.09 WIB.
Adaro Energy (ADRO), saham -3,47%, ke Rp 1.670/saham
Indika Energy (INDY), -3,46%, ke Rp 1.815/saham
Bukit Asam (PTBA), -3,24%, ke Rp 2.690/saham
ABM Investama (ABMM), -2,89%, ke Rp 1.510/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -2,69%, ke Rp 23.500/saham
Bumi Resources (BUMI), -2,67%, ke Rp 73/saham
United Tractors (UNTR), -2,65%, ke Rp 23.850/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -2,59%, ke Rp 23.525/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), -1,82%, ke Rp 216/saham
Harum Energy (HRUM), -1,57%, ke Rp 7.850/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -1,11%, ke Rp 89/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), -1,09%, ke Rp 3.620/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -0,88%, ke Rp 565/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -0,68%, ke Rp 294/saham
Bayan Resources (BYAN), -0,47%, ke Rp 26.375/saham
Menurut data di atas, saham emiten milik pengusaha Garibaldi 'Boy' Thohir ADRO menjadi yang paling ambles, yakni 3,47%, melanjutkan koreksi 1,98% pada perdagangan kemarin. Dalam sepekan saham ADRO turun 4,27% dan dalam sebulan terdepresiasi 2,33%.
Kedua, saham INDY yang melemah 3,46% ke Rp 1.815/saham, usai ambles 3,59% pada perdagangan Rabu kemarin. Dalam seminggu saham INDY terjun 14,72% dan dalam sebulan naik 1,39%.
Ketiga, saham BUMN PTBA tergerus 3,24% ke Rp 2.690/saham, setelah kemarin turun 0,71%. Dalam seminggu saham ini melemah 1,47% dan dalam sebulan menguat 1,52%.
Di bawah saham PTBA, ada saham ABMM yang melorot 2,89% ke Rp 1.510/saham. Kemarin, saham ABMM ditutup ambles 5,76%. Dalam seminggu saham ini turun 3,83% dan dalam sebulan melesat 25,42%.
Harga batu bara anjlok. Faktor ambil untung (profit taking) dan kebijakan pemerintah China meredam laju harga si batu hitam.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 183,15/ton. Ambles 8,88% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Setidaknya ada dua faktor yang membuat harga batu bara anjlok. Pertama adalah profit taking.
Maklum, harga komoditas ini sudah melonjak gila-gilaan. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara masih membukukan kenaikan 9,08% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 177,45%.
Maka dari itu, wajar jika investor tergoda untuk menikmati untung yang sudah didapat. Pencairan cuan ini membuat kontrak batu bara terpapar tekanan jual sehingga harga ambrol.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Depannya Stagnan, Nasib Saham ADRO-HRUM dkk Bagaimana?
