Bank Sentral Mulai Agresif Naikkan Suku Bunga, BI Bakal Ikut?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 September 2021 14:47
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Saat Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan September 2021. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Inflasi di Indonesia yang masih rendah memberikan ruang bagi BI untuk menahan suku bunga di rekor terendah.

Fitch Solutions dalam laporan bulanan edisi Agustus dengan judul Delta Variant a Severe Threat to Asia's Growth Recovery, memprediksi di akhir tahun ini suku bunga BI berada di 3,25%, artinya turun 25 basis poin dari level saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) di awal bulan ini mengumumkan data laju inflasi Indonesia periode Agustus 2021 hanya 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 1,59%.

Inflasi tersebut masih cukup jauh di bawah target BI sebesar 3% plus minus 1%. Dengan inflasi yang rendah tersebut, BI malah sebenarnya punya ruang untuk menurunkan suku bunga, tetapi jika itu dilakukan ada risiko akan mengganggu stabilitas rupiah. Sebab kemungkinan terjadi capital outflow.

Di sisi lain, jika suku bunga dinaikkan ada kemungkinan terjadi capital inflow yang bisa membuat rupiah perkasa, sebab imbal hasil berinvestasi di dalam negeri akan menjadi lebih tinggi. Tetapi, jika itu dilakukan, pemulihan ekonomi bisa terancam, sehingga BI belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Dengan suku bunga di rekor terendah saja, penyaluran kredit masih ngos-ngosan, yang menjadi indikasi perekonomian masih lesu. Berdasarkan laporan Uang Bereda (M2) yang dirilis BI Rabu lalu, penyaluran kredit di bulan Agustus tercatat tumbuh, setelah di bulan Juli mengalami pelambatan.

Kredit yang disalurkan di bulan Juli sebesar Rp 5.554, 4 triliun tumbuh 0,3% YoY, lebih lambat dari pertumbuhan bulan Juni 0,4% YoY Sebesar 5.572,8 triliun.

Sementara di bulan Agustus tumbuh sebesar 1% YoY sebesar Rp 5.574,9 triliun. Jika dilihat secara persentase kenaikannya lumayan, tetapi jika dilihat secara nominal sebesarnya tidak jauh berbeda dengan bulan Juni.

Selain itu, kredit untuk korporasi masih mengalami kontraksi sebesar 1,8%, dengan nilai Rp 2.724,3 triliun, lebih baik dari kontraksi bulan sebelumnya 2,5% dengan nilai Rp 2.718,3 triliun.

Kredit korporasi yang masih berkontraksi menjadi indikasi perekonomian yang masih lesu. Sehingga jika suku bunga dinaikkan, ada risiko pertumbuhan kredit kembali melambat, bahkan kontraksi sektor korporasi bisa makin dalam.

Berdasarkan jenis penggunaannya, Kredit Modal Kerja (KMK) tumbuh 1% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,2% YoY. Meski demikian, secara nominal perbedaannya tidak terlalu besar, di bulan Agustus sebesar Rp 2.496,9 triliun, sementara di bulan Juli Rp 2.485,8 triliun.

idrSumber: Bank Indonesia

Kemudian Kredit Investasi (KI) di mengalami kontraksi 1% YoY, lebih baik dari kontraksi bulan sebelumnya 1,7% YoY. Kredit Konsumsi (KK) mampu mencatat pertumbuhan 2,7% di bulan Agustus.

Suku bunga kredit saat ini dianggap masih tinggi, padahal BI sudah agresif menurunkan suku bunga acuan sejak pandemi melanda Indonesia. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit di bulan Agustus sebesar 9,39% turun 5 basis poin dari bulan sebelumnya.

BI sendiri mengharapkan suku bunga kredit agar bisa terus turun.

"Likuiditas di perbankan melimpah. AL (alat likuid)/DPK sangat besar dan terbesar yang pernah terjadi, angkanya 32,67%. Ini melimpah sehingga likuiditas di perbankan tinggi," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9).

Oleh karena itu, perbankan diminta untuk menyalurkan kredit.

"Ini melimpah, sehingga likuiditas di perbankan tinggi. Salurkan kredit," kata Perry menegaskan.

"Bank Indonesia mengharapkan perbankan untuk terus melanjutkan penurunan suku bunga kredit, sebagai bagian dari upaya bersama untuk mendorong kredit kepada dunia usaha," jelas dia.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> BI Ahead/Behind The Curve?

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular