
Warning Goldman Sachs! Tetap Waspada Efek Ngeri Evergrande

Jakarta, CNBC Indonesia - China Evergrande, raksasa properti yang bermasalah kini menjadi simbol bobroknya pengelolaan utang dan aspek likuiditas di negara ekonomi terbesar kedua di dunia. Evergrande menghadapi tekanan keuangan luar biasa dan telah mempekerjakan ahli restrukturisasi untuk menjelajahi semua solusi yang layak demi masa depan perusahaan.
Nasib perusahaan yang masih belum jelas, menyebabkan munculnya ketakutan terbesar investor yakni terjadinya penularan di dalam negeri China dan bahkan juga secara global akibat krisis properti ini.
"Kami percaya bahwa gangguan lebih lanjut pada operasi pengembangan properti perusahaan merupakan sentimen paling negatif terhadap pembeli properti domestik dan investor, serta berpotensi meluas ke sektor properti yang lebih luas," tulis Kenneth Ho dan Chakki Ting dari Goldman Sachs dalam catatannya.
Analis dari Goldman Sachs tersebut percaya bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan potensi krisis ini meluas ke sektor kredit dan ekonomi yang lebih luas.
Pertama, terganggunya operasi pengembangan properti di dalam negeri, Evergrande sendiri mengakui pemberitaan negatif telah menyebabkan turunnya kepercayaan calon pembeli properti.
Sementara itu jika operasi properti dapat dipertahankan, maka dampak yang negatif yang semula diperkirakan akan terjadi pada bisnis real estat lainnya dapat diselamatkan, ungkap analis pasar modal tersebut.
Kedua, sempat turunnya performa saham di Bursa Hong Kong serta surat utang yang diperdagangkan di luar China, yakni EVERRE dan TIANHL. Analis Goldman mencatat suksesnya restrukturisasi utang tentu akan membatu prospek pemulihan di luar China
EVERRE sendiri diterbitkan oleh perusahaan induk di luar China Daratan yang dijamin oleh beberapa anak perusahaan di luar China, sedangkan TIANHL diterbitkan perusahaan tujuan khusus dan dijamin oleh anak usaha serta dukungan kredit melalui perjanjian keepwell dari Hengda real Estate. Artinya ketika perusahaan wanprestasi, perjanjian keepwell memberikan jalan bagi perusahaan untuk mencairkan dana di luar negeri untuk pembayaran obligasi.
Hal ini juga menyebabkan pemulihan dari potensi restrukturisasi utang Evergrande akan memberikan dampak yang berbeda terhadap kedua surat utang tersebut, mengingat keduanya memiliki struktur yang berbeda.
Kenneth Ho dan Chakki Ting dalam laporan tersebut juga berusaha mengungkapkan dampak upaya restrukturisasi terhadap pemegang surat utang. Total keseluruhan surat utang EVERRE yang diterbitkan senilai US$ 14 miliar, sedangkan TIANHL sebesar US$ 5,2 miliar.
Akan tetapi karena banyak informasi yang tidak tersedia, analis Goldman mengingatkan investor untuk terus berjaga-jaga.
"Dikarenakan kompleksitas Grup Evergrande, serta informasi yang kurang memadai terkait aset dan liabilitas perusahaan, sulit untuk memastikan gambaran tepat akan prospek pemulihan," tulis Kenneth dan Chakki.
Kedua analis Goldman Sachs tersebut juga memaparkan kemungkinan opsi yang dapat dieksplorasi perusahaan, termasuk investasi pihak ketiga, restrukturisasi perusahaan, atau perombakan utang dan ekuitas.