Wow! 3 Broker BUMN Fasilitasi Transaksi Nego PTBA Rp 1,6 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,78% ke level 6.108,27, terdapat transaksi saham jumbo di saham emiten tambang batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di pasar negosiasi pada perdagangan hari ini, Rabu (22/9/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor menggunakan tiga broker BUMN dalam pembelian saham PTBA di pasar negosiasi hari ini, yakni PT BNI Sekuritas (NI), PT Bahana Sekuritas (DX), dan PT BRI Danareksa Sekuritas (OD).
Melalui BNI Sekuritas, investor melakukan pembelian saham PTBA sebanyak 4,88 juta lot (488 juta saham).
Kemudian, lewat Bahana Sekuritas membeli 1,23 juta lot (123 juta saham), dan Danareksa Sekuritas memborong 1,12 juta lot (112 juta saham) di harga Rp 2.280/saham dari investor yang menggunakan broker yang sama sehingga transaksi ini merupakan transaksi tutup sendiri alias crossing.
Secara total, investor membeli 7,24 juta lot saham dan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,65 triliun untuk menebus transaksi ini.
Seiring dengan adanya transaksi negosiasi tersebut, saham PTBA ditutup naik 3,07% ke Rp 2.350/saham dengan nilai transaksi Rp 61,45 miliar dan volume perdagangan 26,24 juta.
Kabar terbaru, PTBA meningkatkan target ekspor batu bara pada tahun ini, selain menargetkan peningkatan produksi menjadi 30 juta ton dari sebelumnya ditargetkan sebesar 25 juta ton.
Apollonius Andwie, Corporate Secretary PTBA, mengatakan peningkatan target ekspor batu bara ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi naiknya harga batu bara saat ini.
Dia mengatakan, porsi ekspor batu bara tahun ini ditargetkan naik menjadi 47% dari sebelumnya di kisaran 30%.
"PTBA memanfaatkan potensi naiknya harga batu bara dengan meningkatkan produksi sekaligus ekspansi pasar global. Target ekspor secara keseluruhan di 2021 juga ditargetkan naik menjadi 47%," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/09/2021).
Dia menyebut, sejumlah pasar ekspor baru tengah dijajaki perusahaan, seperti Filipina dan Vietnam.
"Pasar-pasar baru yang diincar PTBA adalah beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam," ujarnya.
Namun demikian, menurutnya ekspor ke China juga berpotensi masih akan meningkat seiring dengan adanya konflik antara China dan Australia.
"Permintaan dari pasar China juga terdapat kenaikan karena adanya konflik negara tersebut dengan Australia yang selama ini ekspor batu bara ke Tiongkok," imbuhnya.
Asal tahu saja, per 31 Agustus 2021, mayoritas saham PTBA dipegang oleh pemerintah Indonesia melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan persentase sebesar 65,93, sementara 31,15% sisanya dimiliki pemegang saham masyarakat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)