Dipimpin BINA Anthoni Salim, Saham Bank Mini Nanjak Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham bank mini atau bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (17/9/2021). Kenaikan saham-saham tersebut dipimpin oleh bank milik Grup Salim PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), di tengah kabar Anthoni Salim siap menambah porsi saham BINA.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.42 WIB, berikut penguatan sejumlah saham bank mini.
Bank Ina Perdana (BINA), saham +12,53%, ke Rp 4.490/saham
Bank Jago (ARTO), +4,56%, ke Rp 15.475/saham
Bank Capital Indonesia (BACA), +1,38%, ke Rp 440/saham
Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,36%, ke Rp 298/saham
Bank Jtrust Indonesia (BCIC), +0,79%, ke Rp 256/saham
Bank Victoria Internasional (BVIC), +0,61%, ke Rp 164/saham
Bank Neo Commerce (BBYB), +0,34%, ke Rp 1.490/saham
Menurut data di atas, saham BINA menjadi yang paling melonjak, yakni 12,53% ke Rp 4.490/saham, setelah pada perdagangan kemarin ditutup stagnan. Dalam sepekan saham BINA melesat 12,72%, sementara dalam sebulan melejit 22,16%.
Kenaikan saham BINA merespons kabar pemegang saham pengendali penerima manfaat terakhir perusahaan Anthoni Salim, melalui PT Indolife Pensiontama, selaku pengendali saham perseroan menyatakan kesiapannya untuk menambah porsi saham BINA lewat skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Sebelumnya, BINA berencana melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 282,71 juta saham.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Bank Ina, jumlah saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebesar 4,76% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Nilai nominal dari rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan berkisar Rp 4.200 sampai Rp 4.380 per saham. Sehingga, potensi jumlah dana yang dihimpun dari rights issue ini sebesar Rp 1,24 triliun.
"PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham Pengendali telah menyatakan akan melak sanakan HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III. Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil oleh pemegang Saham atau pemegang bukti HME TD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Pemegang Saham lainnya," tulis prospektus tersebut, Kamis (16/9/2021).
Seperti diketahui, rencana rights issue ini sudah mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Ina Perdana untuk tahun buku 2020.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu, sebelumnya mengatakan, para pemegang saham perseroan yang saat itu tercatat besar kemungkinan menyerap HMETD tersebut. "Kemungkinan pemegang saham utama ikut serta," katanya usai RUPSLB, di Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Daniel tidak menampik mengenai kemungkinan Anthoni akan ikut serta menyerap HMETD tersebut. "Kemungkinan itu ada," ujarnya.
Ia menambahkan, persetujuan right issue tersebut memuluskan rencana peningkatan modal inti hingga Rp 2 triliun pada akhir tahun 2021. Right issue tersebut merupakan mandatory dari OJK agar bank memenuhi modal inti sebesar Rp 2 triliun di tahun ini dan Rp 3 triliun pada 2022 nanti.
Selain saham BINA, saham ARTO juga terkek 4,56% ke Rp 15.745/saham, melanjutkan kenaikan 0,68% pada perdagangan Kamis. Dalam sepekan saham ARTO naik 5,90%, sementara dalam sebulan turun 1,72%.
Kemudian, saham BACA juga terapresiasi 1,38% ke Rp 440/saham, usai naik 0,93% pada perdagangan kemarin.
Sebelumnya, sentimen teranyar yang sempat membuat saham bank mini bergairah adalah terkait OJK yang telah merilis aturan baru mengenai Bank Umum pada Kamis (19/8). Peraturan bernomor POJK No. 12/POJK.03/2021 ini berisi 19 bab dan 160 pasal.
Salah satu yang diatur dalam POJK bernomor adalah bank digital yang tercantum di Bab IV dalam aturan ini.
Model bank digital diharapkan bakal membuat bank jauh lebih efisien dalam operasionalnya dan mampu menjadi agile dalam memperluas segmen pasar terutama bagi kalangan yang masih unbanked di Tanah Air dengan potensi besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)