Cerita Crazy Rich yang Caplok Rumah Sakit di RI, Mau Apa?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 September 2021 07:11
Suasana Ruang Perawatan Covid-19 di RSUD Koja
Foto: Dok. PT Bundamedik Tbk

Sekretaris Perusahaan SAME Rahmiyati Yahya menjelaskan alasan perseroan memperluas cakupan bisnis ini dengan akuisisi RS Grha Kedoya tersebut.

"Kami sedang merencanakan dan dalam tahap negosiasi untuk membeli mayoritas saham atau 66% saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam RSGK," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (9/9/2021).

"Kami juga dalam negosiasi mengambilalih pengendalian atas RSGK dengan beberapa syarat pendahuluan yang harus dipenuhi terlebih dahulu," jelasnya.

Tujuan dari rencana akuisisi ini adalah untuk memperluas pelayanan kesehatan SAME di Indonesia. Rencana akuisisi ini akan memperluas kegiatan usaha SAME dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit di Indonesia.

Berdasarkan data Tim Riset CNBC Indonesia, ada sejumlah alasan kenada ini begitu 'seksi' di mata pebisnis nasional.

Pertama, mengenai anggaran kesehatan. Terbaru, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 menganggarkan dana Rp 255,3 triliun untuk bidang kesehatan. Namun dengan pandemi virus corona alias Covid-19 yang belum berakhir, angka itu masih mungkin naik lagi.

Tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan realisasi anggaran kesehatan akan mencapai Rp 326,4 triliun, naik dibandingkan pagu awal yaitu Rp 169,7 triliun.

Kedua, selain terkait anggaran kesehatan, demografi penduduk Indonesia juga menjadi salah satu pertimbangan utama yang penting.

Mengutip prospektus Kedoya Adyaraya, pertumbuhan penduduk akan menuntut penambahan fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat, yaitu dari 271 juta jiwa pada tahun 2020 menjadi 294 juta jiwa pada tahun 2030.

Ketiga, aspek lainnya yang menarik untuk dicermati adalah terkait potensi peningkatan pengeluaran kesehatan per kapita Indonesia seiring adanya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari pemerintah.

Keempat, potensi lain yang belum sepenuhnya digarap adalah terkait ketersediaan infrastruktur kesehatan di Indonesia, yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa.

Kelima, kasus Covid-19 yang belum sepenuhnya bisa dikendalikan dan keenam, terkait potensi pertumbuhan sektor telemedicine di Indonesia.

Mengutip riset Ciptadana, survei Mckinsey pada lebih dari 700 pelanggan Indonesia, mengungkapkan pertumbuhan penggunaan telemedicine meningkat sebesar 67% dalam enam bulan terakhir 2020.

Menurut salah satu perusahaan telemedicine Good Doctor yang bekerja sama dengan Grab, selama pandemi Covid-19, trafik pengguna meningkat delapan kali lipat sejak awal Covid-19 di Indonesia, dan 25% di antaranya terkait dengan covid-19.

Sementara, aplikasi saingannya Halodoc yang didukung Gojek menawarkan biaya konsultasi yang terjangkau mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000, tergantung pada jenis dokter (dokter umum atau khusus).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular