
Pemerintah Jual Surat Utang Dolar & Euro, Duitnya Buat Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menerbitkan surat utang dalam mata uang asing yaitu euro dan dolar Amerika Serikat (AS). Salah satunya dalam format obligasi untuk pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG).
Mengutip IFR, Selasa (14/9/2021), pemerintah Indonesia menerbitkan tiga seri (tranches) obligasi dengan nilai ekuivalen US$ 1,84 miliar. Salah satunya adalah berdenominasi euro senilai EUR 500 juta yang merupakan obligasi SDG dengan tenor 12 tahun. Harga obligasi euro ini adalah 99,419% dengan imbal hasil (yield) 1,351%.
Sedangkan dua seri lainnya diterbitkan dalam mata uang dolar AS dengan nilai total US$ 600 juta. Pertama adalah tenor 10 tahun dengan kupon 2,15% dan kedua tenor 40 tahun dengan kupon 3,2% yang merupakan penerbitan baru. Masing-masing harganya ada di 99,734% dan 98,22% sementara yield di 2,18% dan 3,28%.
"Pemesanan yang masuk berjumlah lebih dari US$ 2 miliar yang terdiri ari 58 akun. Investor Asia-Pasifik membeli 37%, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika 28%, serta AS 35%. Asset managers dan fund managers mengambil 68%, bank dan broker 20%, sovereign wealth funds, social security administration, dan bank sentral 7%, asuransi dan dana pensiun 4%. serta private bank 1%," ungkap IFR.
Untuk obligasi baru bertenor 40 tahun, pemesanan yang masuk mencapai US$ 1,3 miliar dari 89 akun. Investor Asia-Pasifik membeli 47%, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika 30%, serta AS 23%. Asset managers dan fund managers menyerap 71%, asuransi dan dana pensiun 18%, bank dan broker 9%, sovereign wealth fund dan bank sentral 1%. serta private bank 1%.
"Indonesia akan menggunakan dana yang dihimpun dari obligasi euro untuk pembiayaan proyek yang masuk kualifikasi SDG. Sebelumnya Indonesia sudah menerbitkan Sukuk Hijau," lanjut pemberitaan IFR.
Bank of America, Citigroup, Credit Agricole, HSBC, dan UBS menjadi joint bookrunners. Sementara BRI Danareksa Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia adalah co-managers. Credit Agricole dan HSBC bertindak sebagai penasihat SDG.
(aji/aji) Next Article Waspada Default! Obligasi Korporasi Jatuh Tempo Rp 15,2 T
