Analisis

'Perang' Bisnis Data Center: Salim, Sinarmas, Lippo, Telkom!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
08 September 2021 08:51
Data Center data centre (Reuters)
Foto: Data Center (Reuters)

Sebenarnya, Grup Sinar Mas juga sudah 'nyemplung ke bisnis ekonomi digital. Sebelumnya, Grup ini mengembangkan kawasan Digital Hub di BSD City yang membebaskan para startup, tech leader dan komunitas digital untuk berinovasi.

Pendanaan langsung Sinarmas Group pada teknologi digital salah satunya dengan menggandeng Grab dalam pengembangan Grab Innovation and Engineering Lab di BSD City. Selain itu, anak usaha Sinarmas, PT Smarfren Telecom Tbk (FREN) juga menyediakan layanan telekomunikasi jaringan nirkabel.

Sebagai informasi, pada semester pertama tahun ini, BSDE membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 680 miliar pada semester pertama tahun ini, berkebalikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang merugi Rp 192,68 miliar.

Sampai dengan 30 Juni 2021, emiten properti ini mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39% menjadi senilai Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp2,33 triliun.

Rinciannya, kontribusi pendapatan terbesar BSDE masih disokong penjualan tanah dan bangunan senilai Rp 2,57 triliun, membaik dari tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun. Sementara itu, pendapatan di segmen hotel dan arena rekreasi dan bisnis sewa masih tertekan seiring dengan pandemi Covid-19.

Prospek Cerah Bisnis Data Center

Memang, prospek data center di Tanah Air terbilang cerah. Menurut riset yang dikutip dari EDGE, industri data center di Indonesia diramal bisa tumbuh signifikan sampai dengan tahun 2025 dengan market size tembus US$ 618 juta atau setara dengan Rp 8,96 triliun (kurs 14.500).

Pertumbuhan bisnis data center didorong oleh seiring meningkatnya porsi ekonomi internet di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut riset Google dan Temasek dalam laporan yang berjudul e-Conomy SEA 2020, pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air diperkirakan mencapai US$ 133 miliar pada 2025.

Selain itu, Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi internet Indonesia diperkirakan mencapai USD 124 miliar pada tahun 2025.

Apalagi, munculnya Pandemi Covid-19 sejak Maret tahun lalu turut mengubah dan mempercepat transformasi digital dan adopsi cloud serta data center.

Menurut riset Mordor Intelligence, Jakarta berkembang sebagai pusat konektivitas, pusat perbankan dan keuangan utama yang mewakili sebagian besar perdagangan dan jasa Indonesia. dengan demikian hal ini berfungsi sebagai hub utama untuk vendor colocation.

"Pasar data center Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar data center masih dalam tahap awal di dunia. Sektor ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan eksponensial karena peningkatan migrasi pemain layanan Over-The-Top (OTT) di Indonesia, peningkatan belanja TI, dan penyebaran 5G, yang akan mendorong pasar pusat data," jelas Mordor Intelligence, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (8/9/2021).

Mengutip penjelasan Mordor, saat ini industri Datacenter mulai mendapatkan dorongan dengan investasi dari penyedia cloud raksasa seperti Google, Alibaba & Amazon. Pada tahun lalu, Alibaba Cloud mengumumkan investasi pusat data senilai US$ 28 miliar yang mencakup 21 wilayah, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Singapura demi mendukung 'transformasi digital di dunia pascapandemi'.

Selain itu sang pesaing Alibaba Cloud, Amazon Web Services (AWS) baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk membangun pusat data di negara tersebut pada awal 2022, bersama dengan Microsoft yang menjadi hosting 2.500 pengembang di Jakarta per akhir Februari 2020.

Sementara, kantor jasa professional terbesar di dunia, PricewaterhouseCoopers (PwC) memperkirakan pasar global untuk edge data center akan tumbuh hampir tiga kali lipat menjadi US$ 13,5 miliar (Rp 195,75 triliun) pada tahun 2024 dari US$ 4 miliar (Rp 58 triliun) pada tahun 2017.

PWC juga menjelaskan terdapat beberapa tren yang membantu pertumbuhan edge data center ke depan yakni masuknya 5G, semakin maraknya penggunaan internet of things (IoT) yang membutuhkan latensi rendah serta perkembangan video streaming dan juga augmented reality (AR) & virtual reality (VR).

Data center, termasuk layanan komputasi/penyimpanan awan (cloud), sangat diandalkan di sejumlah sektor, seperti perbankan, teknologi informasi dan komunikasi, layanan kesehatan, pemerintahan dan sektor keamanan, e-commerce, penyedia jasa ride-hailing dan lain sebagainya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular