Investor Serok Cuan, Harga Batu Bara Turun Tipis

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2021 08:44
Kaltim Prima Coal
Ilustrasi Batu Bara (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Meski demikian, sepertinya prospek harga batu bara masih akan cerah. Peluang untuk rebound dan bahkan mengukir rekor baru terbuka lebar.

Salah satu alasan utama lonjakan harga batu bara adalah kenaikan harga gas alam. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam acuan di Henry Hub (Louisiana, Amerika Serikat) melesat 7,2% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 15,57%.

gasSumber: Refinitiv

Ini membuat biaya pembangkitan listrik bertenaga gas alam menjadi mahal. Di Eropa, harga pembangkitan listrik dengan gas alam pada 31 Agustus 2021 adalah EUR 47,68/MWh. Sementara dengan batu bara lebih murah yakni EUR 40,17/MWh.

"Melihat harga di pasar forwards, sepertinya gas alam masih akan terus lebih mahal dibandingkan batu bara setidaknya hingga awal 2022. Ini membuat dunia usaha mendapat insentif jka memilih batu bara," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

Selain di Eropa, permintaan batu bara Asia pun melonjak. Pada Juli 2021, Jepang mengimpor batu bara sebanyak 9,8 juta ton, naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Impor batu bara Jepang dari Australia tercatat 7 juta ton pada Juli 2021, tumbuh 18,5% yoy. Sedangkan dari Rusia adalah 1,4 juta ton, naik 17% yoy.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular